Industri Syariah RI Maju Jika Tiru Program KB

Reporter : Syahid Latif
Senin, 10 November 2014 17:05
Industri Syariah RI Maju Jika Tiru Program KB
Meski bermain di bidang keuangan, industri keuangan seharusnya bisa meniru kesuksesan program Keluarga Berencana di era Orba. Apa hubungannya?

Dream - Pelaku industri keuangan syariah diimbau tak malu mencontek kesuksesan program Keluarga Berencana (KB). Program ini dianggap berhasil menarik massa mendobrak pola pikir masyarakat.

Sebagai model bisnis yang relatif baru berkembang, pelaku industri keuangan syariah memang dituntut kreatif dalam menembus pasar Indonesia.

" Kita perlu mengambil contoh kesuksesan program Keluarga Bencana. Ada, supply, demand dan influencer. Ini model yang dipakai dalam keuangan inklusif," kata Direktur Karim Business Consulting, Adirwarman A Karim seperti dikutip Dream.co.id, Senin, 10 November 2014.

Adiwarman menjelaskan, program KB pada awalnya mendapat banyak tentangan dari para ulama. Padahal, masyarakat pedesaan umumnya lebih mempercayai perkataan ulama dibandingkan pemerintah. 

Kondisi tak jauh berbeda dialami industri keuangan syariah saat ini. Kesadaran masyarakat akan produk keuangan halal masih rendah dikarenakan minimnya sosialisasi dari para ulama dan pondok pesantren. 

" Kalau Anda bisa mendekati ulama, program ini mungkin bisa berhasil," katanya.

Pada bagian lain, Adiwarman menjelaskan, tipe pasar syariah Indonesia terbagi kedalam tiga kelompok besar. Kelompok pertama adalah masyarakat apatis di mana faktor murah menjadi kunci utamanya.

Untuk mendekati tipe pasar ini, lembaga keuangan syariah harus menyediakan beragam produk serba murah. " Misalnya bunga yang lebih murah. Kalau tidak, dia tak mau masuk," katanya

Tipe kedua adalah pasar yang rasionalis dan universalis. Bagi kalangan ini, keunggulan fitur produk menjadi pertimbangan utama. Sedangkan aspek universalitas dilihat dari segi fairness.

Terakhir dalah masyarakat kompromis yang hanya mementingkan produk syariah. " Lembaga keuangn tak perlu sibuk menjual produknya kepada kelompok ini. Tak usah dijual, pasti mereka mau masuk," kata Adiwarman.

Ditambahkannya, tantangan pengembangan sistem keuangan inklusif bagi industri syariah sebenarnya terletak pada upaya mengajak pasar kompromis untuk bisa masuk. Metode pelabelan halal sebetulnya cara mudah memancing kalangan investor ini.

" Bagi saya, letak keseksian ekonomi syariah terletak pada aspek duniawi, akses availibility, dan product fitur," katanya.

Beri Komentar