Visi RI Jadi Pusat Halal Dunia Butuh Terobosan, Langkah 10 Juta Sertifikat Halal BPJPH Diapresiasi

Reporter : Alfi Salima Puteri
Rabu, 25 Mei 2022 17:47
Visi RI Jadi Pusat Halal Dunia Butuh Terobosan, Langkah 10 Juta Sertifikat Halal BPJPH Diapresiasi
Sertifikasi halal di Indonesia yang biasanya hanya berjulmlah ratusan ribu sertifikat per tahun, menjadi 10 juta pada tahun ini.

Dream - Upaya pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia pusat  halal dunia pada 2024 tak bisa dilakukan hanya dengan cara-cara biasa. Butuh terobosan dan aksi berbeda agar visi Presiden Joko Widodo dan pemerintahannya tersebut bisa tercapai. 

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua MPRI RI, Bambang Soesatyo saat menerima kunjungan Yayasan Al Muttaqien Care yang memperkenalkan platform digital TemanQu. Aplikasi ini diharapkan bisa membantu mewujudkan target 10 juta Usaha Mikro dan Kecil (UMK) memperoleh sertifikasi halal dari Badan Penyelenggaran Jaminan Produk Halal (BPJPH).  

" Capaian luar biasa ini, tentu sekali lagi membutuhkan usaha-usaha yang tidak biasa-biasa saja, yang cuma business as usual," ujar politisi yang biasa disapa Bamsoet ini dalam keterangan tertulisnya. 

Ini Platform yang Permudah UMKM Peroleh Sertifikat Halal Gratis, Dapat Pujian dari Ketua MPR Bambang

(Foto: Ketua MPR Ri Bambang Soesatyo saat bertemu Yayasan Al Muttaqien Care yang memperkenalkan platform TemanQu/Foto:Instagram @bambang.soesatyo)

Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim mencapai 230 juta jiwa dan terbesar dunia, Bambang menilai Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar bagi industri halal, melainkan harus menjadi pemain utama. 

Mengutip laporan State of Global Islamic Economy Report 2020-2021, tingkat konsumsi pangan halal dunia tahun 2024 diprediksi naik dari US$ 1,17 triliun pada 2019 menjadi US$ 1,38 triliun. Sementara konsumsi mode muslim akan meningkat dari US$ 277 miliar menjadi US$ 311 miliar.

Peningkatan tersebut tidak hanya terjadi di negara-negara mayoritas penduduk muslim seperti Timur Tengah, melainkan juga negara-negara mayoritas nonmuslim lainnya, seperti di kawasan Eropa.

" Para konsumen nonmuslim juga meyakini keberadaan label halal tidak hanya terkait agama, tetapi juga terkait kebersihan dan keamanan sebuah produk," jelas Bamsoet.

Selain makanan dan fashion muslim, roduk halal ekonomi syariah dunia terdiri dari pariwisata, kosmetik dan farmasi, energi baru terbarukan, dan keuangan syariah. Bambang meyakini Indonesia bisa menjadi pemain utama di industri makanan dan mode.

" Sebagaimana kajian Bank Indonesia, industri makanan dan mode muslim, bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari petani, pesantren, hingga perusahaan besar. Industri ini memiliki mata rantai panjang sehingga memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih besar," ujarnya.

1 dari 1 halaman

Menurut Bambang upaya pemerintah untuk mewujudkan visi tersebut terekam dari langkah Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin yang telah mencanangkan ekosistem Global Halal Hub sebagai Gerakan Nasional Sinergitas Menuju Indonesia Pusat Produsen Produk Halal Dunia 2024 pada Januari 2022.

Upaya ini turut disambut Kepala BPJPH, Muhammad Aqil Irham yang melakukan percepatan sertifikasi halal di Indonesia. Dari target semula sebanyak ratusan ribu sertifikat, BPJPH menargetkan bisa membantu penerbitan sertifikasi halal untuk 10 juta UMK hingga akhir tahun ini.

Kepala BPJPH M. Aqil Irham (Foto: Istimewa)

Bambang mengatakan usaha BPJPH yang didukung maksimal oleh semua pihak, termasuk Yayasan Al Muttaqien Care dan seluruh elemen bangsa lainnya, diharapkan dapat menguatkan harapan dari Menteri Kementerian Agama.

" Sesuai amanat UU Jaminan Produk Halal, agar urusan sertifikasi halal itu ditangani secara serius oleh negara, bukan ormas.” tegasnya.

Terkait aplikasi TemanQu yang diterbitkan Yayasan Al Muttaqien Care, platform digital ini diharapkan bisa membantu mewujudkan sertifikaasi halal secara gratis dari BPJPH untuk para UMK.

Platform digital temanQu ini nantinya dapat mempermudah proses pendataan dan verifikasi sehingga bisa dilakukan secara cepat dan tepat.

Beri Komentar