Jatuh Bangun Sepatu Dorks yang Kini Raup Rp1,2 Miliar Per Bulan, Berawal dari Tangerang Kini Tembus Singapura dan Malaysia
Dream - Berani membuat brand sendiri menjadi keputusan yang mengubah masa depan dua saudara dari Tangerang, pendiri DORKS, brand sepatu lokal yang kini mulai mendunia.
Salah satu pemilik DORKS, Arfan Najirun, pun menceritakan jatuh bangun mendirikan brand dengan nama yang terinspirasi dari fans Peweegaskin itu yang sudah tercatat sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
DORKS berdiri pada 31 Maret 2021, tahun di mana dunia sedang dilanda pandemi, momen pailitnya ekonomi yang berdampak ke berbagai sektor, termasuk bisnis sepatu.
Sebelum itu, kakak kandung Arfan yang bernama Habibi sudah terbiasa memproduksi dan menyuplai sepatu, namun untuk pesanan perusahaan lain, bukan brand sendiri. Dan saat pandemi, produksi pun tutup selama dua bulan karena tidak ada pesanan. Dari sinilah awal mula berdirinya DORKS.
"Karena kami sedih karyawan kami nggak kerja saat pandemi, gimana caranya mereka hidup kalau nggak kerja, makanya kita membangun brand Dorks ini," kata Arfan saat ditemui di Jakarta, Rabu, 15 Februari 2022.
Selain misi untuk membantu karyawan hingga mereka mempekerjakan tetangga maupun ibu-ibu yang terkena PHK dari perusahaan sepatu. Melalui DORKS, Arfan ingin mengubah mindset masyarakat selama tahun 2020 ke belakang bahwa brand lokal tidak selamanya mahal.
Brand lokal, khususnya sepatu pun bisa dipakai dengan harga murah dengan kualitas yang mumpuni. Bagaimana tidak, DORKS yang sudah terjual di berbagai platform e-commerce sebagai official store, serta menggunakan sisem konsinyasi untuk offline store ini dijual dimulai dengan harga Rp120 ribu hingga Rp200 ribu.
"Kita buka DORKS dengan harga 100 ribuan atau 200 ribuan mereka sudah bisa pakai brand lokal sebagus ini dengan kualitas yang sama," ungkap Arfan.
Berawal dari produksi yang dilakukan di Kecamatan Cikupa dan gudang yang berada di Kecamatan Belaraja, Kabupaten Tangerang, kini DORKS sudah mengirim pesanan hingga Malaysia dan Singapura. Arfan pun tak berpuas diri, dia manargetkan DORKS bisa menyentuh pasar Eropa.
"Saya lagi punya mimpi dan pengin banget cepat (ekspor) ke Midle East dan Eropa," ujarnya.
Di dalam negeri DORKS pun meramu strategi bisnisnya dengan bekerja sama bersama beberapa instansi, salah satunya Angkasa Pura Solusi, anak perusahaan dari Angkasa Pura.
"Walaupun kami ilmunya kosongan tapi kami mencoba belajar kepada senior-senior, gimana caranya membuat sebuah brand," lanjut Arfan.
Meskipun brand sepatu sudah menjamur, Arfan pede dengan kualitas produknya. Saat ini dia bisa memproduksi hingga 2.000 pieces per hari, dan puluhan ribu setiap bulannya. Bahkan karyawanya tercatat mencapai 170-an orang.
"Mudah-mudahan dengan press release ini khususnya kepada pemerintah wilayah Kabupaten Tangerang, kami pengin banget dilirik dan mudah-mudahan dibantu untuk pengembangan UMKM yang sudah kami lakukan, karena sudah banyak masyarakat yang merasakan dengan terjual banyaknya produk DORKS ini mereka bisa menghidupi keluarga mereka," ucap Arfan.
Soal urusan harga, Arfan mencatat margin yang disorot hanya berada di angka 10-15 persen dari harga jual. Soal omzet, setiap bulannya, DORKS mampu meraih Rp800 juta per bulan. Omzet tertinggi mencapai Rp1,2 miliar per bulan.
"Omzet kita yang paling tertinggi memang di lebaran tahun kemarin dan Desember tahun kemarin mencapai Rp1,2 miliar sebulan," catat Arfan.
Pencapaian itu juga menjadi hal yang sangat disyukuri Arfan, sebab dalam 8 bulan pertama, dia sempat mendapati orderan yang hanya mempunyai permintaan 5 sampai 10 pesanan per hari.
Lambat laun, DORKS pun pernah meraih rekor repeat order sampai 127 kali dari konsumen Sumatera di salah satu platform e-commerce-nya.
"Dengan ikhtiar kita belajar tanya sana sini terus dan sudah sampai titik ini dan kita masih kejar untuk lebih maju lagi," katanya.
Selain harga murah, DORKS pun memberi inovasi soal tampilan. Sambil memperkenalkan produknya, Arfan juga memamerkan salah satu sepatu yang berdesain batik dari Tangerang.
"Kita umkm yang berasal dari kabupaten Tangerang, batik ini adalah ciri batik kabupaten Tangerang, ini sebagai komitmen kita sebagai UMKM kepada wilayah kabupaten kita yakni Tangerang," kata Arfan.
Sosok pengusaha dan politisi Ahmad Sahroni juga menjadi figur yang dikagumi Arfan. Dia pun berharap bisnisnya bisa merambah ke pasar internasional dengan kuantiti yang lebih banyak.
"Harapannya DORKS bukan hanya di nasional, tapi juga internasional dalam kuantiti yang banyak," pungkasnya mengakhiri cerita.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nekat Banget, Bermodal Jahit Sendiri Nenek 64 Tahun Jual Tas Branded Palsu
Ia sebenarnya sangat andal membuat tas yang dirancang sendiri, tapi menjual barang palsu lebih menggiurkan dalam hal keuntungan.
Baca SelengkapnyaBikin Game Siapa Duluan Berdiri yang Traktir, Satu Geng Ini Bertahan Sampai Basah Kuyup Meski Kehujanan Saat Nongkrong di Kafe Terbuka
Netizen masih penasaran siapa yang akhirnya membayar makanan karena tak satu pun yang berdiri meski basah kuyup.
Baca SelengkapnyaLihat Gadis Cicipi Rambut Nenek Warna-warni Berbentuk Kue Ultah Seharga Rp670 Ribu, Netizen: 'Mending Jajan Seblak Sekalian Gerobaknya'
Arum manis dengan bentuk nyeleneh tersebut dijual dengan harga Rp670 ribu. Hal ini tentu membuat netizen syok.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Viral Karyawan Bangun Rumah Semegah Istana Hasil 11 Tahun Nabung, Ada Cafe Pribadinya
Penampakan rumah mewah hasil menabung selama 11 tahun
Baca SelengkapnyaViral Cak Imin Kepergok Pakai Jam Tangan Branded, Harganya Senilai Rumah
Dalam LHKPN periodik 2022, Cak Imin memiliki kekayaan senilai Rp27,28 miliar.
Baca SelengkapnyaViral Pabrik Ban Cikarang Gulung Tikar, Momen 1.200 Pegawai Kena PHK
Pabrik ban di Cikarang, Bekasi, tutup karena tak ada orderan, berujung PHK Karyawan.
Baca Selengkapnya