Permen Cokelat
Dream - Jelang Lebaran, kesibukan toko makanan kecil mulai terlihat. Maklum, Idul Fitri menjadi masa panen bagi pebisnis makanan kecil seperti nastar, kue salju, dan penganan khas lainnya. Meski dengan jenis makanan berbeda, kesibukan serupa juga tampak di Negara Timur Tengah.
Toko-toko cokelat di Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan mulai bersiap menyambut para pelanggannya yang akan berbelanja keperluan Idul Fitri. Cokelat-cokelat disajikan dalam piring-piring emas yang ditumpuk tinggi dan diatur sedemikian rupa hingga seperti harta karun yang siap diambil para pembeli.
Salah satu toko, Patchi, di Dubai Mall bahkan menampilkan cokelat dalam rak-rak yang ditata menyerupai kaligrafi Arab. Toko cabang pembuat cokelat dari Lebanon ini bertekad meraup untung yang besar setelah bisnis mereka hancur karena dilanda kebakaran tahun lalu.
" Bulan suci Ramadan dianggap salah satu musim tertinggi dan terlaris untuk Patchi, bersama dengan tiga hari yang perayaan Idul Fitri, di mana Gifting Patchi Tray atau item yang diisi telah menjadi tradisi di bagian wilayah tersebut," kata Sawsan Al Khalil, manajer administrasi untuk Patchi UEA seperti dilansir dari laman thenational.ae, Selasa, 15 Juli 2014.
Penjualan cokelat Ramadan adalah bisnis besar di UEA dan barometer kunci dari ekonomi secara keseluruhan. Total penjualan cokelat di wilayah tersebut telah berkembang pesat selama bertahun-tahun, terutama selama bulan suci.
Menurut Euromonitor, pasar permen berbahan cokelat di UEA akan mencapai US$ 292,4 juta pada 2017, naik dari US$ 225,7 juta pada 2012.
KPMG memprediksi pertumbuhan itu meningkat 27 persen dalam hal nilai penjualan dan 14 persen dalam hal volume - sebuah tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan India, China, Rusia dan Meksiko.
Di negara-negara Teluk, cokelat bubuk manis, cokelat dan olahan makanan lainnya yang mengandung kakao adalah salah satu komoditas impor teratas di UEA setelah Arab Saudi.
Namun peningkatan penjualan juga membawa pendatang baru dari seluruh dunia ke pasar UEA. Sebab, ratusan toko cokelat mewah termasuk Patchi bersaing untuk mendapat untung di negara tersebut.
Meski pun harganya mencekik, cokelat merek Confiserie Sprungli dari Swiss juga berharap bisa meningkatkan penjualan di UEA selama bulan suci tahun ini. Cokelat asal Swiss ini baru saja membuka toko ritel pertama mereka di luar Swiss, yakni di Village Mall, Jumeirah Beach Road bulan lalu.
Sprungli, yang telah beroperasi di Dubai selama enam tahun terakhir, berharap bahwa toko barunya di UEA itu akan menggoda pecinta cokelat untuk membeli cokelat berharga antara 600 dirham dan 5000 dirham sepotong. Perusahaan cokelat ini berencana membuka dua cabang lagi di UEA, satu di Dubai dan satunya lagi di Abu Dhabi.
Menurut beberapa perusahaan cokelat di UEA, kompetisi semakin intens dengan meroketnya harga sewa cenderung menekan keuntungan.
Jalel Ghayaza, kepala eksekutif dan pendiri pabrik cokelat merek Delice di Dubai, memprediksi bahwa penjualan cokelat di Ramadan tahun ini di UEA cenderung menurun 40 hingga 50 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurutnya, hal itu dipicu oleh naiknya biaya produksi, termasuk biaya sewa properti. Sehingga harga cokelat ikut naik yang pada akhirnya penjualan pun ikut terpengaruh. (Ism)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN