Kala Pengojek Bergaji Rp 8 Juta `Bajak` Para Pekerja

Reporter : Kurnia
Kamis, 13 Agustus 2015 11:44
Kala Pengojek Bergaji Rp 8 Juta `Bajak` Para Pekerja
Terik panas matahari selama 5 jam tak menyurutkannya menjadi pengemudi. Semua demi satu hal. Dapur yang terus mengepul saat harga barang naik terus.

Dream - Budi Cita Laksana masih sabar berbaris di pelataran parkir Plaza Barat, Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Siang itu Budi memantapkan hatinya menjadi pengemudi ojek berbasis aplikasi online. Sudah sejak pukul 06.30 WIB, Budi datang di ajang perekrutan sopir ojek Grab Bike.

" Ini sudah jam 12:00 tapi masih panjang antreannya," ujar Budi, lelaki 38 tahun sambil melirik ke arloji di tangan kirinya saat berbincang dengan .

Meski harus berdiri lima jam di bawah terik matahari, semangat Budi tak kendur. Hatinya sudah mantap. Semua demi mendapat penghasilan tambahan untuk menghidupi keluarganya.

" Saya kesini karena tergiur dengan kampanye GrabBike yang para pengemudinya rata-rata bisa mendapat penghasilan Rp 8 juta perbulan," ujar Budi.

Beberapa rekannya sudah terlebih dahulu memutuskan menjadi pengemudi ojek. Semuanya menceritakan pengalaman baik. Penghasilan yang lebih fantastis paling banyak diceritakan para pengemui ojek ini membuat hati Budi luluh. 

" Saya juga awalnya nggak percaya, tapi teman saya benar mengalami itu, baru 11 hari menjadi ojek GrabBike, sudah dapat penghasilan Rp 2,6 juta," ungkapnya.

Tak hanya iming-iming penghasilan lebih baik. Budi mengaku dirinya cukup membawa bekal sepeda motor yang masih dapat digunakan serta Surat Izin Mengemudi (SIM) sudah bisa mendaftar.

Akhirnya, pada 9 Juli lalu, Budi memberanikan diri mengisi aplikasi lamaran pengemudi GrabBike dan membayar administrasi sebesar Rp 100.000. Dengan uang itu, Dia akan mendapatkan telepong genggam beserta kartu perdana yang akan dibayar dengan cara mengangsur.

" Ini sekarang dapat handphone sama kartu baru, katanya sih dicicil, waktunya cuma sebulan," ujar Budi seraya menunjukkan paket perangkat komunikasi yang ia baru saja dapat.

Karyawan swasta yang sudah empat tahun bekerja di salah satu perusahaan di Pulogadung, ini mengaku tambahan penghasilan amat dibutuhkannya saat ini. Harga bahan kebutuhan pokok yang melambung setiap hari membuat kantongnya selalu jebol. 

Padahal, lelaki yang berdomisili di kawasan industri Pulogadung mempunyai waktu luang lebih banyak. Sepekan, dia libur selama dua hari. " Daripada nganggur kan lebih baik saya cari tambahan uang," ucapnya.

Diakui Budi, penghasilan Rp 8 juta memang tak bakal mudah didapatkannya meski sudah menjadi pengemudi Grabbike. Semua bergantung pada seberapa kuat Budi mau berusaha.

Kini, ia sudah resmi menjadi anggota pengemudi ojek GrabBike. Ia pun siap untuk berkeliling menjemput pelanggan yang memesan jasanya di sekitar Pulogadung.

Beri Komentar