Mantan Direktur Utama PT Pertamina, Karen Agustiawan (dua Dari Kanan), Ditahan Kejaksaan Agung. (Foto: Merdeka.com)
Dream – Karen Agustiawan menjadi sorotan publik setelah ditahan oleh Kejaksaan Agung. Penahanan mantan direktur PT Pertamina (Persero) ini terkait dengan kasus korupsi investasi di Blok Master Manta Gummy (BMA) di Australia.
Kasus tersebut berpotensi merugikan keuangan negara sebesar Rp588 miliar.
“ Benar, tapi ini bukan masalah benar atau tidak (ditahan). Ke Pidsus saja dulu. Pak Jampidsus mau rilis sebentar lagi,” kata Kepala Pusat Penerangan, M. Rum, di Jakarta, ditulis Selasa 25 September 2018.
Tak hanya Karen, Kejaksaan Agung juga menahan Chief Legal Council and Compliance Pertamina, Genades Panjaitan, mantan Direktur Keuangan Pertamina, Frederik Siahaan, dan Direktur Hulu Pertamina berinisial BK.
Dilansir dari Wikipedia, Karen Agustiawan merupakan Direktur Utama Pertamina periode 2009—2014. Wanita kelahiran Bandung, Jawa Barat, kelahiran tahun 1958 ini merintis kariernya sebagai seorang business development manager di Landmark Concurrent Solusi Indonesia pada 1998—2002 dan Halliburton Indonesia pada 2002—2006 sebagai commercial manager for consulting and project management.
Lulusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Industri Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, merintis karier di Pertamina pada 2006—2008, sebagai staf ahli direktur utama untuk bisnis hulu. Lalu, dia dipercaya untuk menjadi direktur utama Pertamina pada 2009.
Di era kepemimpinannya, Pertamina memiliki visi sebagai perusahaan energi berkelas dunia dan champion Asia pada 2025 dengan aspirasi energizing Asia. Bahkan, pada 2013, BUMN migas ini masuk daftar Fortune Global 500 dan menyabet peringkat ke-122, dilansir dari Merdeka.com.
Pada 1 Oktober 2014, Karen resmi berhenti dari jabatannya sebagai bos BUMN migas ini. Ibu tiga anak ini menjadi dosen guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat.
Pada 2012, Karen masuk daftar 50 Wanita Paling Berpengaruh versi Fortune. Dilansir dari Merdeka.com, Karen menempati posisi ke-19 dari total 50 CEO perempuan di seluruh dunia.
Tahun itulah, pertama kalinya perempuan Indonesia masuk daftar 50 wanita paling berpengaruh. Di daftar ini, Karen mengalahkan CEO HTC dari Taiwan, Cher Wang, dan CEO Goldman Sachs Inggris, Isabelle Ealet.
Dia masuk ke dalam daftar karena dianggap mampu mengatasi masalah perusahaannya di tengah krisis ekonomi dunia. Tak hanya itu, kariernya juga dianggap cemerlang sebagai praktisi bisnis perempuan. (ism)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN