Presiden Bongkar Kelemahan Serius Industri Farmasi Selama Pandemi

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 16 Agustus 2021 11:12
Presiden Bongkar Kelemahan Serius Industri Farmasi Selama Pandemi
Presiden memperingatkan oknum yang berusaha mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan yang sedang dilakukan pemerintah dalam mengatasi pandemi.

Dream - Presiden Joko Widodo mengungkapkan penyediaan layanan kesehatan dalam penanganan Covid-19 mengalami perkembangan cukup menggembirakan. Meski demikian, Jokowi mengakui kemandirian industri farmasi Indonesia masih menjadi kelemahan serius.

" Kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan masih menjadi kelemahan serius yang harus kita pecahkan," ujar Jokowi dalam Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR, disiarkan Sekretariat Presiden.

Namun demikian, Jokowi menyatakan pandemi telah mendorong percepatan pengembangan industri farmasi dalam negeri. Sejumlah inovasi di sektor farmasi dan kesehatan terus bermunjulan.

" Termasuk pengembangan vaksin merah-putih, dan juga oksigen untuk kesehatan," kata Jokowi.

 

 

1 dari 4 halaman

Tak Ada Toleransi

Jokowi mengatakan ketersediaan dan keterjangkauan harga obat terus diupayakan. Dia juga menegaskan tidak ada toleransi bagi pihak yang berusaha mencari keuntungan di tengah penderitaan.

" Tidak ada toleransi sedikit pun terhadap siapa pun yang mempermainkan misi kemanusiaan dan kebangsaan ini," kata Jokowi.

Tak hanya itu, Pemerintah mengerahkan semua sumber daya untuk mengamankan pasokan vaksin untuk kebutuhan nasional. Di saat bersamaan, kata Jokowi, Indonesia juga memperjuangkan kesetaraan akses vaksin bagi semua bangsa.

" Sebab, perang melawan Covid-19 tidak akan berhasil jika ketidakadilan akses terhadap vaksin masih terjadi," kata dia.

2 dari 4 halaman

Jokowi Anggap Krisis, Pandemi, dan Resesi Sebagai Api

Dream - Presiden Joko Widodo menganggap krisis, resesi, dan pandemi yang terjadi di Indonesia saat ini ibarat api. Namun pemerintah memastikan takkan pernah menyerah menghadapi kondisi tersebut dengan mengerahkan segala bentuk upaya menuntut kreativitas dan inovasi.

Presiden Joko Widodo menyatakan pandemi mendorong untuk terus berpikir dan belajar. Semata demi menemukan cara-cara baru untuk menekan dampak buruknya.

" Pandemi itu seperti kawah candradimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah," ujar Jokowi dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR, disiarkan YouTube DPR RI.

Jokowi mengatakan pandemi memberikan beban cukup berat bahkan penuh risiko. Juga memaksa semua pihak menghadapi ancaman tersebut.

" Semua pilar kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan kita, semuanya diuji dan sekaligus diasah," ucap Jokowi.

 

3 dari 4 halaman

Ujian dan Asahan

Selanjutnya, Jokowi menekankan ujian dan asahan ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Pandemi, kata dia, tidak hanya memberikan beban namun juga kesempatan untuk memperbaiki diri.

Ketika ujian semakin berat, maka asahan akan semakin meningkat. Sehingga kemampuan bangsa semakin kuat dalam menghadapi segala krisis.

" Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh, dan yang mampu memenangkan gelanggang pertandingan," kata dia.

4 dari 4 halaman

Sidang Tahunan MPR: Jokowi Pakai Baju Adat Baduy, Wapres Pakaian Suku Mandar

Dream - Presiden Joko Widodo hari ini (Senin, 16 Agustus 2021) akan menyampaikan Pidato Kenegaraan di dalam Sidang Tahunan MPR 2021. Seperti tradisi di setiap momen kenegaraan, Jokowi kembali mengenakan pakaian adat.

Pada Sidang Tahunan MPR 2021, presiden Jokowi memilih pakaian adat Suku Baduy Sunda. Setelah atasan dan bawahan dominan hitam, dipadu ikat kepala biru hitam dan tas koja, kantong yang biasa dikenakan masyarakat Badui.

Jokowi hadir di Aula Sidang Tahunan MPR pukul 08.00 WIB. Dijadwalkan, Jokowi menyampaikan Pidato Kenegaraan pukul 09.00 WIB dan Pidato RAPBN pukul 10.00 WIB.

Sementara Wakil Presiden Ma'ruf Amin tampak mengenakan pakaian adat Suku Mandar, Sulawesi Barat. Tampilan Ma'ruf cukup sederhana, sesuai dengan nilai filosofis kaum pria Mandar yang harus bergerak cekatan.

Ma'ruf tampil dalam paduan jas celana hitam dibalut sarung tenun Mandar. Selain itu, mengenakan Songkok Tabone sebagai penutup kepala.

Beri Komentar