Ekonom Syariah se-Indonesia Minta Wapres JK Turun Tangan

Reporter : Ramdania
Rabu, 11 Maret 2015 13:20
Ekonom Syariah se-Indonesia Minta Wapres JK Turun Tangan
Para ahli ekonomi syariah dorong pengembangan ekonomi syariah melalui jalur akademik. Untuk itu, organisasi IAES mengajak Wapres JK mendukung rencana tersebut.

Dream - Masih mandeknya perkembangan ekonomi syariah di tanah air menjadi fokus perhatian Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI). Tidak mau melewatkan kesempatan, organisasi ini langsung menggandeng Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk turut mendorong perkembangan sistem syariah di Indonesia.

Seperti dikutip dari laman wapresri.go.id, Rabu, 11 Maret 2015, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (IAEI) yang juga Menteri Keuangan RI Bambang Brodjonegoro datang menyambangi JK di kantornya. Tujuan kedatangan Bambang adalah mengundang JK untuk membuka muktamar IAEI dan juga menjadi pembicara utama pada 30 April 2015.

“ Muktamar itu bukan hanya untuk pergantian pengurus, tetapi juga seminar internasional tentang ekonomi Islam, penandatanganan nota kesepahaman dengan berbagai pemangku kepentingan seperti BI, OJK dan beberapa kementerian,” papar Bambang.

Dalam pertemuan itu, Bambang menjelaskan bahwa IAEI lahir karena menyadari semangat untuk meningkatkan ekonomi syariah di Indonesia. Tetapi, lanjut Bambang, IAEI memfokuskan pada kegiatan akademik, karena ekonomi Islam bukan hanya monopoli Universitas Islam Negeri, tetapi juga harus tumbuh dan berkembang di universitas biasa.

“ IAEI bertujuan agar perguruan tinggi membuka program studi ekonomi Islam dan perguruan tinggi besar mau memberi perhatian pada ekonomi Islam,” ujarnya.

Hasilnya, menurut Bambang, sudah banyak perguruan tinggi yang membuka program studi ekonomi Islam, baik untuk program S1, S2 maupun S3.

“ Yang kami dorong adalah agar mahasiswa memahami dulu ekonomi keuangan, baru mempelajari sisi syariahnya. IAEI bersama Ditjen Pendidikan Tinggi bersama-sama menyusun kurikulum,” tambahnya.

Bambang juga melaporkan total aset ekonomi Islam yang masih rendah. “ Total aset perbankan syariah hanya lima persen dari total aset perbankan nasional,” tandasnya.

Beri Komentar