Hermès (Foto: Hermes.com)
Dream - Hermès, produsen barang mewah asal Prancis, menjadi salah satu brand yang mendunia. Perusahaan ini memproduksi aksesoris, perhiasan, parfum, tas, hingga pakaian dan lainnya dengan harga yang tak murah.
Logonya, yang telah dipakai sejak dekade 1950-an, menampilkan kereta Duc dengan kuda. Box warna oranye pun menjadi ciri khas pengemasan barang Hermès.
Tak banyak orang tahu, warna oranye ini ternyata ada sejarahnya, loh. Menurut laman resmi Hermes.com, pemilihan warna oranye berawal saat Perang Dunia II di tahun 1942.
Hermès awalnya memiliki kemasan dengan box warna krem, namun di tahun tersebut mereka kekurangan box berwarna krem.
Pemasok lantas menggunakan warna yang tersisa, yakni oranye. Sejak saat itu, kotak karton berwarna oranye itu selalu dipakai dari generasi ke generasi, sampai saat ini.
“ Kotak oranye dibuat di Prancis dan Italia oleh tujuh produsen karton. Menarik dan kuat, kualitasnya menjadikannya objek ikonik tersendiri,” tulis Hermès.
Hermès juga menginformasikan karton oranye itu berasal dari bahan baku yang ramah lingkungan dengan tinta berbasis air yang tidak berpolusi untuk lettering.
Karton terbuat dari 100 persen bahan daur ulang. Selain itu, kertas tisu yang melapisi kotak dan tas oranye yang membawanya berasal dari hutan yang dikelola secara lestari. (x)
Dream - Idul Fitri 1444H tinggal menghitung hari. Lebaran umat Muslim ini biasanya dipenuhi dengan makanan suguhan untuk tamu yang berkunjung ke rumah-rumah, salah satunya biskuit legendaris Khong Guan.
Namun tahukah kamu Khong Guan bukanlah asli dari Indonesia? Merek biskuit berasal dari Singapura, sejak 1947.
Khong Guan diinisiasi oleh kakak beradik Chew Choo Keng dan Chew Choo Han, yang merupakan imigran asal Fujian, China. Keduanya bekerja di pabrik biskuit Singapura untuk menghidupi keluarganya di kampung.
Cikal bakal berdirinya Khong Guan adalah saat Jepang menginvasi Singapura. Kala itu Keng dan Han mengungsi ke Perak, Malaysia. Mereka membuat biskuit sampai persediaan tepung dan gula habis. Untuk bertahan hidup, keduanya juga menjual garam dan sabun.
Setelah Jepang mundur, Keng dan Han kembali ke Singapura dan menjual biskuit buatan sendiri. Menariknya, Han menemukan mesin pembuat biskuit yang sudah rusak dari pabrik tempat mereka bekerja dulu. Dari situlah mereka menciptakan lini produksi biskuit sendiri.
Dengan mesin semi otomatis dan rantai sepeda, mesin ini menggerakkan biskuit dengan sistem konveyor melalui oven bata yang telah diakali sedemikian rupa. Hasilnya, penjualan pun meningkat seiring tingginya kemampuan produksi.
Hingga tahun 1947, Khong Guan Biscuit Factory Pte Ltd resmi didirikan, menyusul pabriknya yang berdiri di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina.
Pada awal 1980-an, pabrik Khong Guan mulai melebar, yang berdiri di pesisir China. Tak hanya di Asia Tenggara dan China, Khong Guan juga bisa ditemukan di supermarket di lebih dari 40 negara. Di antaranya Timur Tengah, Hong Kong, Jepang, Australia, Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat.

KGB lantas mulai menyadari potensi penuh pasar Amerika Serikat (AS). Hal ini mengarahkan pada penggabungan Khong Guan Corporation (KGC) pada tahun 1982 sebagai perusahaan yang berbasis di AS di Berkeley, California.
Empat tahun kemudian pada tahun 1986, Khong Guan kembali mendirikan pabrik di Tripaldi Way di Hayward, California, dan mulai memperluas jaringannya untuk menjangkau seluruh pasar Amerika Utara.
Pangsa pasar Biskuit Khong Guan tumbuh dari 4 persen pada tahun 1986, menjadi pemimpin pasar hanya dalam tiga tahun dan merupakan produsen biskuit Asia pertama yang memproduksi iklan TV dan surat kabar di AS.
KGC juga merupakan anggota aktif dari The National Association For The Specialty Food Trade (NASFT) dan Food Marketing Institute (FMI).
Mereka secara teratur mengadakan pameran di Pameran Makanan Mewah Musim Dingin NASFT di San Francisco dan telah mengadakan pameran di Pameran Makanan Mewah Musim Panas di New York City.
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari