Keutamaan Besar untuk Perempuan Hamil

Reporter : Mutia Nugraheni
Jumat, 5 Mei 2017 19:29
Keutamaan Besar untuk Perempuan Hamil
Risiko apapun yang diderita perempuan ketika hamil, terutama yang mengancam kematian, akan dinilai sebagai syahid.

Dream - Perempuan yang sudah menikah tentunya berharap bisa mengandung dan mendapat keturunan. Kehamilan pun jadi keistimewaan bagi perempuan yang dikaruniai rahim oleh Allah SWT.

Sebagai balas jasa seorang ibu yang telah melahirkan anaknya, Allah memberi ganti dalam bentuk perintah untuk anak agar taat dan menghormati ibunya. Allah berfirman dalam QS. al-Ahqaf: 15.

" Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan … "

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberi jaminan. Risiko apapun yang diderita perempuan ketika hamil, terutama yang mengancam kematian, akan dinilai sebagai syahid. Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguknya ketika Ubadah sedang sakit. Di sela-sela itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya,

“ Tahukah kalian, siapa orang yang mati syahid di kalangan umatku?”

Ubadah menjawab: ‘Ya Rasulullah, merekalah orang yang sabar yang selalu mengharap pahala dari musibahnya.’

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengarahkan,

“ Berarti orang yang mati syahid di kalangan umatku cuma sedikit. Orang yang mati berjihad di jalan Allah, syahid, orang yang mati karena Tha’un, syahid. Orang yang mati tenggelam,
syahid. Orang yang mati karena sakit perut, syahid. Dan wanita yang mati karena nifas, dia akan ditarik oleh anaknya menuju surga dengan tali pusarnya.” (HR. Ahmad dalam musnadnya
15998. Dan dinilai Shahih li Ghairih oleh Syuaib Al-Arnauth).

Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar anak selalu memperhatikan ibunya. Hadist ini senantiasa menekankan anak-anak agar berbakti pada ibu.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau bercerita:

“ Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam
menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari 5971 dan Muslim
2548)

Selengkapnya baca di sini

 

Beri Komentar