(www.ibtimes.co.uk)
Dream - Pedang khas Zoro itu mengayun. Gerakannya gesit tanda pergelangan tangan yang lentur. Sesekali ia memacu langkah kakinya maju-mundur. Pasang kuda-kuda.
Ciat...!! Seketika ayunan pedang itu menusuk barikade pertahanan sang lawan. Sergapannya ampuh. Mata pedang menghujam tepat mengenai sasaran. Musuh dibuat tak berkutik.
Penonton yang sedari tadi menghela napas sontak bersorai. Aksi duel memukau itu disambut tepuk tangan panjang membahana. Penonton kejuaraan anggar NCAA All-American larut dalam kegembiraan.
Tapi penonton masih penasaran. Pedang itu tergenggam di balik sosok jubah putih yang aksinya tadi bikin takjub. Mukanya tak terlihat jelas. Tertutup topeng.
Dengan pedang terapit lengan, topeng dilepas dari kepala si pemain anggar. Dia seorang wanita. Wajah cantiknya. Menyeruak anggun terbungkus hijab.
Dialah Ibtihaj Muhammad. Muslimah yang juga pemain anggar nasional Amerika Serikat. Dari turnamen antar mahasiswa 10 tahun silam itu, namanya terus melambung. Kelihaiannya bermain anggar makin terasah. Ditakuti banyak lawan.
Puncaknya, Ibtihaj menjadi berita utama lantaran menjadi muslimah berhijab pertama yang akan membawa nama AS di Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Muslimah kelahiran New Jersey dinyatakan berhak ikut even olahraga empat tahunan itu setelah menenangkan babak prakualifikasi di Athena, Yunani, akhir Januari lalu.
Kesempatan emas itu bukan datang begitu saja. Ada kerja keras dan peluh keringat. Dengan anggar itulah, Ibtihaj ingin mengubah persepsi masyarakat yang mengangap Muslimah yang berhijab selalu hidup terkungkung.
Perjalanannya penuh liku. Sempat mendapat perlakukan diskriminasi dan gagal tampil di Olimpiade London karena cedera, tak membuat semangat Ibtihaj padam.
Sampai akhirnya...
****
Perempuan berdarah Afrika-Amerika ini lahir pada 4 Desember 1985 di New Jersey. Dia tumbuh di keluarga muslim dengan 4 saudara. Karena itulah Ibtihaj sejak kecil sudah terbiasa menutupi tubuh dengan pakaian muslim seperti yang disyariatkan Islam.
Sejak muda, Ibtihaj sudah jatuh cinta pada olahraga anggar. Semua bermula saat ia melihat para pemain anggar yang menutupi seluruh tubuhnya dengan rapat.
Di usianya yang ke-13, Ibtihaj masuk ke Columbia High School di Maplewood. Disana ada cabang olahraga anggar. Dia tak ragu lagi langsung bergabung dalam tim anggar. Sejak itu, Ibtihaj terus berlatih. Mengasah skill mengayun pedang. Kemajuan berkembang mengagumkan.
" Orangtua saya memilihkan olahraga yang cocok untuk saya tanpa perlu harus mengubah pakaian saya sebagai seorang muslimah," katanya kepada BuzzFeed.
Dia kemudian menjadi juara NCAA All-American sebanyak tiga kali berturut-turut (2004, 2005, 2006) di Duke University, North Carolina.
" Setelah saya lulus kuliah, saya melihat kaum minoritas sangat kurang dalam bidang olahraga," katanya kepada TeamUSA.org. " Dan saya mendalami anggar untuk menyingkirkan hambatan yang dihadapi muslimah di cabang olahraga."
Pada 2012, Ibtihaj mencoba untuk masuk kualifikasi Olimpiade Musim Panas 2012 yang diselenggarakan di London. Namun sayang, dia gagal karena mendapat cedera di tangan.
Namun hal itu tidak menyurutkan niat Ibtihaj untuk menjadi atlet anggar perempuan terbaik dari kalangan Muslim.
Dia menorehkan prestasi di kancah internasional dan nasional sambil menunggu kesempatan untuk masuk lagi ke tim Olimpiade anggar AS.
Beberapa prestasi membanggakan yang pernah diraih Ibtihaj sejak gagal kualifikasi Olimpiade 2012. Prestasi terbarunya di 2016 adalah memenangkan babak prakualifikasi Olimpiade Rio yang diadakan di Athena, Yunani.
Tidak medali saja yang diraih oleh Ibtihaj. Dia juga mendapat penghargaan sebagai Muslim Sportswoman of the Year pada 2012 yang diberikan oleh Muslim Women's Sport Foundation.
Di bidang pendidikan, Ibtihaj adalah mahasiswa yang menonjol di Duke University. Dia lulus dengan dua gelar sarjana sekaligus dari Duke University pada 2007 silam, yakni sarjana hubungan internasional dan sarjana studi Afrika-Amerika.
Tak hanya sebagai seorang atlet, Ibtihaj ternyata juga seorang pebisnis.
****
Ibtihaj merupakan pengusaha di bidang mode. Dia sudah punya merek fashion sendiri. Namanya
Louella. Merek fashion yang memproduksi berbagai jenis pakaian muslimah.
Ibtihaj sering menjadi model untuk mereknya sendiri. Dia membuka bisnis ini karena kesulitan mencari pakaian muslimah di Amerika.
Seperti pengusaha lainnya, Ibtihaj selalu mengikuti tren busana muslimah yang sedang berkembang di dunia. Dan hingga kini, sudah banyak koleksi Louella yang membantu muslimah AS untuk berhijab.
Berbagai prestasi Ibtihaj yang gemilang itu membawa namanya terus meroket di kancah dunia.
Puncaknya, terjadi di Masjid Baltimore. Pada 2 Maret lalu, Presiden Barack Obama hadir di bangunan suci itu. Dia menyebut nama Ibtihaj Muhammad dalam pidatonya.
Mendengar nama muslimah berprestasi disebut orang nomor satu dari AS merupakan peristiwa langka dan membanggakan bagi komunitas Muslim.
" Ketika nanti tim AS ikut berkompetisi dalam Olimpiade, salah satu atlet yang akan melambaikan bendera AS adalah juara olahraga anggar dibalut hijab," kata Presiden Obama dalam pidatonya. " Ya, benar! Ibtihaj Muhammad, yang ikut hadir di sini, ayo berdiri."
Saat itu, Ibtihaj adalah salah satu dari beberapa tokoh komunitas Muslim AS yang ikut duduk bersama dengan Presiden Obama. Mereka mendiskusikan berbagai masalah mulai dari Negara Islam hingga Islamophobia di AS.
" Sungguh sulit menjadi seorang muslimah sekarang ini. Terutama bagi semua Muslim di negara kita," katanya kepada CNN.
Ibtihaj khawatir jika retorika negatif terhadap Muslim tidak berubah, akan menimbulkan situasi yang sama seperti pada kasus penembakan di Chapel Hill. Kala itu tiga siswa Muslim menjadi korban penembakan tetangganya sendiri pada Februari 2015.
Dalam pertemuan dengan Presiden Obama, Ibtihaj juga mengatakan merasa terhormat karena tidak hanya mewakili impiannya, tetapi juga semua warga Amerika di Olimpiade Rio.
Ibtihaj berharap dia bisa menjadi panutan bagi atlet Amerika di masa depan, terutama Muslim Amerika.
" Ada banyak sekali atlet Afrika-Amerika. Tetapi saya kira tidak banyak perempuan muslim yang terinspirasi untuk menjadi seorang atlet," ujarnya.
Ibtihaj teringat ketika memulai karier sebagai atlet anggar, dia melihat olahraga ini didominasi oleh warga kulit putih.
" Orang berwarna tidak banyak terlibat (dalam olahraga anggar), demikian juga dengan Muslim," kata Ibtihaj.
Namun dalam lubuk hatinya Ibtihaj ingin menjadi bagian dari sejarah AS dengan menjadi atlet anggar berhijab pertama di Olimpiade Rio yang digelar mulai Agustus tahun ini.
Advertisement
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada
4 Komunitas Seru di Bogor, Capoera hingga Anak Jalanan Berprestasi
Resmi Meluncur, Tengok Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone 17
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Video Sri Mulyani Menangis di Pundak Suami Saat Pegawai Kemenkeu Nyanyikan `Bahasa Kalbu`
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Siap-Siap Adu Cepat! Begini Cara Menangin Promo Flash Sale Rp99
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Kisah Influencer dan Mantan CMO Felicia Kawilarang Hadapi Anxiety Disorder
Detail Spesifikasi iPhone 17 Air, Seri Paling Tipis yang Pernah Ada