Joko Widodo Atau Jokowi (Kapanlagi.com)
Dream - Joko Widodo sekitar tiga bulan ke depan akan mulai mengemban tugas baru sebagai Presiden Indonesia ke-7 dalam sejarah negara ini. Kemenangan Jokowi, sapaan Joko Widodo, didasarkan rekapitulasi hasil perolehan suara di 33 Provinsi di Indonesia dan di Luar Negeri oleh KPU.
Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Joko Widodo dan Jusuf Kalla unggul dengan perolehan 70.997.895 (53,15 persen) suara dan lawannya, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mendapat 62.576.444 suara (46,85 persen).
Melihat sepak terjangnya, pria tamatan Universitas Gajah Mada ini awalnya tak sedikitpun mengenyam dunia birokrasi apalagi politik. Jokowi muda memulai karirnya di dunia bisnis.
Mengutip memoar book, Jokowi: Memimpin Kota Menyentuh Jakarta' karya Alberthiene Endah, Jokowi muda adalah seorang pekerja yang harus keluar masuk hutan di awal karirnya. Di tahun 1986, Jokowi menjadi pegawai dari perusahaan milik pemerintah, PT Kertas Kraft Aceh.
Pekerjaan lapangan hingga menanam pohon dijalani Jokowi di perusahaan ini selama dua tahun. Waktu yang cukup untuk mengumpulkan modal membangun usahanya sendiri.
Balik ke Solo, Jokowi memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan furnitur milik pamannya, CV Roda Jati. Disinilah, Jokowi menimba ilmu sebelum akhirnya banting setir penjadi pengusaha furnitur.
Tahun 1989, Jokowi memberanikan diri untuk merintis usaha furnitur. Kala itu, bisnis kayu memang tengah mengalami masa kejayaan. CV Rakabu yang diambil dari nama Ghibran Rakabuming, menjadi pilihan Jokowi untuk dipakai sebagai usaha pertamanya ini.
Bisnis CV Rakabu tak sepenunya berjalan sukses. Jokowi harus merasakan pahitnya tertipu order Rp 30 juta dari sebuah perusahaan di Jakarta. Namun, pengalaman ini tak menyurutkannya.
Angin segar berhembus ketika pemerintah mencanangkan program 'Ayah Angkat-Anak Angkat' bagi perusahaan. CV Rakabu mendapat Perum Gas Negara sebagai ayah angkat dan dipinjami Rp 500 juta sebagai modal.
Lewat dana pinjaman inilah, Jokowi membuktikan pilihannya pada bisnis furnitur tidak salah. Berbagai pesanan furnitur datang dari dalam dan luar negeri. Untuk memuluskan tingginya permintaan ekspor, CV Rakabu pun naik status menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Mengutip informasi dari lini masa, Omzet Rakabu yang semula sebesar Rp 6,09 miliar pada 2008 terus meningkat menjadi Rp 6,1 miliar pada 2010. Rakabu memang sempat mengalami penurunan omzet pada 2009 sebesar Rp 5,76 miliar.
Bisnis Rakabu semakin membesar setelah Jokowi mendapat pinangan dari PT Toba Sejahtera untuk mendirikan usaha patungan, PT Toba Sejahtera.
Keberhasilan Jokowi di bisnis furnitur ini mulai menarik perhatian kalangan pengusaha mebel. Jokowi pun didapuk menjadi Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Komda Solo.
Dari sinilah nama Jokowi mulai terdengar di kalangan pelaku usaha sampai akhirnya dipinang PDI Perjuangan menjadi calon walikota Solo pada 2014. (Ism)
Advertisement
Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini

Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet
