
Kisah Bos Sepatu yang Awalnya Melapak di Bagasi Mobil, Kini Punya Harta Triliunan
Dia adalah Phil Knight pendiri Nike
Dia adalah Phil Knight pendiri Nike
Dream - Siapa tak tahu brand sport apparel Nike? Logo ini banyak dilihat di berbagai alas kaki atau pakaian atlet ternama dunia.
Di balik nama besarnya, ternyata pendiri brand ini awalnya hanya penjual sepatu yang membuka lapak dari bagasi mobilnya.
Dialah Phil Knight yang sukses membawa Nike mendunia. Knight kini masuk satu dari 30 orang terkaya di dunia dengan kekayaan US$45 miliar (Rp685 triliun) menurut Forbes pada Februari 2023.
Pada 2016, Knight menerbitkan memoar berjudul "Shoe Dog" berisi kish jatuh bangunnya Nike.
Hadirnya Nike ternyata berasal dari pengamatan Knight di lintasan lari Universitas Oregon, tempat dia kuliah.
Knight memerhatikan pelatih larinya, Bill Bowerman, yang mengutak-atik sepatu lari para atlet dan dampak langsung yang ditimbulkannya pada performa mereka.
Setelah lulus dari Oregon dan mendaftar di Stanford Graduate School of Business, Knight memiliki ide untuk mengimpor sepatu lari berkualitas tinggi dari Jepang bermerek Tiger untuk dijual di Amerika.
Dia meyakinkan sekelompok pengusaha Jepang untuk mengekspor sepatu Tiger dan memberinya hak eksklusivitas untuk menjualnya. Strateginya berhasil.
Ketika Knight menerima sampel sepatu pertamanya, ia langsung mengirimkan dua pasang sepatu kepada mantan pelatihnya itu untuk meminta pendapatnya.
Bowerman langsung tertarik dengan sepatu tersebut, dan menawarkan diri untuk menjadi mitra Knight, yang kemudian membuat keduanya membentuk merek sendiri Blue Ribbon Sports.
Mereka menjual sepatu-sepatu Tiger secara langsung di berbagai pertandingan lari di seluruh negera bagian Amerika, bahkan menjual sepatu dari bagasi mobil.
Knight melihat ada permintaan untuk sepatunya. Jadi dia memesan lebih banyak sepatu lagi. Sampai dia harus mempekerjakan orang tambahan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Namun pengiriman sepatu dari Jepang itu jarang tepat waktu, dan Knight sering menghadapi masalah keuangan yang besar.
Meskipun Knight terus melipatgandakan penjualannya, bank-bank enggan memberikan pinjaman yang dibutuhkan, dan dua bank akhirnya mencoretnya sebagai pelanggan.
Hingga dia memutuskan untuk berhenti kerja sama dengan pihak Tiger.
Knight dan 45 karyawannya pada saat itu harus mencari pabrik baru untuk memproduksi sepatu mereka, dan bahkan membuat nama baru untuk perusahaan.
Pada tahun 1971, Knight dan Bowerman mengganti nama perusahaan mereka menjadi Nike, yang diambil dari nama dewi kemenangan Yunani.
Nike kemudian berkembang dengan menghasilkan ide-ide kreatif untuk menjual sepatu mereka.
Salah satu kesuksesan pemasarannya adalah empat dari tujuh peringkat teratas dalam maraton Olimpiade 1972 mengenakan sepatu Nike, meskipun secara teknis, peraih medali emas, perak, dan perunggu menggunakan Adidas.
Setelah bertahun-tahun mengalami pertumbuhan yang kuat, Knight dan timnya memutuskan pada bulan Desember 1980 untuk membawa Nike menjadi perusahaan publik.
Namun setelah go public, perusahaan mengalami kesulitan.
Perusahaan membukukan kerugian pada tahun 1984, dan sahamnya mengalami kesulitan.
Di sisi lain, Knight ingin perusahaannya masuk ke arena pertandingan bola basket, dan salah satu salesman-nya, Vaccaro, memiliki visi untuk membuat kesepakatan dengan Michael Jordan, yang baru saja menjadi pemain baru pada saat itu.
Jordan saat itu perlu diyakinkan, karena Adidas dan Converse merupakan merek-merek ternama pada saat itu.
Artikel ini dilansir dari People dan CNBC
lanjut cerita Knigt.
Perusahaan pun meluncurkan produk Air Jordans. Perusahaan awalanya menargetkan menghasilkan US$3 juta dalam tiga tahun pertama.
Namun Air Jordans melampaui ekspektasi Nike, yang menghasilkan US$126 juta pada tahun pertama saja. Sepatu kets ini berkembang menjadi merek Jordan secara keseluruhan, dengan Nike merilis serangkaian produk Air.
Dalam empat dekade, yang mengukuhkan Nike dalam sejarah sneaker, sepatu Air Jordan pernah terjual habis dalam hitungan menit.
Sepasang sepatu yang dikenakan oleh Jordan sendiri terjual dengan harga rekor US$1,47 juta pada tahun 2021, yang membuktikan bahwa warisan sepatu ini tetap hidup.
Knight mengumumkan pengunduran dirinya sebagai chairman Nike pada bulan Juni 2015, dan secara resmi pensiun tepat satu tahun kemudian, menurut Forbes.
Knight menunjuk Mark Parker, CEO Nike, sebagai penggantinya, meskipun ia menambahkan bahwa ia akan terus terlibat dengan perusahaan sebagai chairman emeritus.
Artikel ini dikutip dari People dan CNBC
Jatuh bangun Phil Knight mendirikan Nike telah menginspirasi banyak pebisnis.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Heboh Pangeran Mateen dari Brunei Darussalam Bakal Menikah, Segini Kekayaannya
Baca SelengkapnyaMobil sport berwarna kuning yang dijual Billar memiliki banyak kenangan dan sejarah penting.
Baca SelengkapnyaPekerjaan 'sultan' pemilik mobil sport mulai dari dokter gigi hingga bisnis sparepart.
Baca SelengkapnyaSepeda sudah usang, bocah laki-laki ini pakai kelapa kering sebagai pengganti joknya.
Baca SelengkapnyaDalam momen tersebut, Kang Emil bahkan menitikkan air mata di atas podium yang membuat warga yang hadir di Stadion Siliwangi turut terharu dan menyemangatinya.
Baca SelengkapnyaSebagai pecinta mobil, tentu ia memiliki berbagai koleksi mobil disana. Mulai dari mobil sport hingga klasik pun ada.
Baca SelengkapnyaKisah Kylan Mbappe, praih peringkat ketiga Balon d'Or 2023
Baca Selengkapnya