Hidupkan Pabrik yang 'Mati Suri', Kakak Adik Ini Jadi Orang Terkaya Indonesia dengan Harta Rp598 T

Reporter : Alfi Salima Puteri
Selasa, 14 Desember 2021 10:45
Hidupkan Pabrik yang 'Mati Suri', Kakak Adik Ini Jadi Orang Terkaya Indonesia dengan Harta Rp598 T
Kala sang ayah sudah wafat, mereka melanjutkan bisnis yang sudah 'mati suri' meski keuangan mereka sudah berada di titik nadir.

Dream - Robert Budi Hartono bersama saudaranya, Michael Bambang Hartono, masuk ke dalam daftar 100 orang terkaya di dunia versi Forbes 2021.

Menurut Forbes real time billionaires, Senin 13 Desember 2021, Robert Budi Hartono memiliki kekayaan US$21,3 miliar, sekitar Rp305 triliun, sementara Michael Bambang Hartono memiliki kekayaan US$20,5 miliar, sekitar Rp293 triliun. 

Jika ditotal, harta kakak beradik ini mencapai US$41,8 miliar atau setara dengan Rp598 triliun.

Michael Bambang Hartono memiliki nama asli Oei Hwie Siang. Lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 2 Oktober 1939. Sementara, Robert Budi Hartono lahir di kota yang sama pada 28 April 1941 dengan nama asli Oei Hwie Tjhong.

Keduanya merupakan putra pendiri Djarum, Oei Wie Gwan. Dahulu Djarum hanya sebuah bisnis rokok kretek lokal yang pabriknya pernah mengalami kebakaran hebat hingga semua asetnya nyaris tidak tersisa. Musibah itu terjadi pada 1963. Tak berselang lama dari insiden kebakaran pabrik Djarum, sang ayah tutup usia.

Lalu, Robert dan Michael melanjutkan roda operasi perusahaan rokok tersebut meskipun kondisi keuangan kala itu tengah berada di titik rendah. Mereka justru menjadi penyelamat. Saat itu, usia Robert Budi Hartono baru 23 tahun sementara Michael Bambang Hartono berusia 24 tahun. Di tangan Hartono bersaudara dan pemikirannya yang modern, Djarum bangkit dari mati suri.

1 dari 4 halaman

Kalau sebelumnya ayahnya hanya membuat rokok kretek dengan cara dilinting secara manual, Hartono mulai melebarkan sayap Djarum untuk memproduksi rokok dengan peralatan lebih modern. Mereka membeli mesin-mesin canggih untuk membuat Djarum Filter yang menggunakan filter pada ujung rokok.

Beberapa tahun kemudian, optimisme dan kegigihan mereka membuahkan hasil. Rokok filter dengan cita rasa kretek tradisional mulai dikenalkan tahun 1981 dan segera laris di pasaran. Hartono juga berhasil melakukan ekspor rokok ke Amerika Serikat sejak tahun 1972.

Tahun-tahun selanjutnya, Djarum mampu memproduksi rokok Djarum Filter dan Djarum Super dengan bantuan mesin.

2 dari 4 halaman

Setelah sukses dengan bisnis rokoknya, Hartono melebarkan sayapnya ke dunia perbankan Indonesia dengan membeli saham Bank Central Asia. Pada tahun 2018, Hartono sudah memiliki 51% saham dari bank swasta terbesar di Indonesia tersebut, melalui Farallon Indonesia (Faraindo) Holding Ltd.

Hartono juga telah melakukan diversifikasi bisnis dengan tujuan untuk memecah bisnisnya dalam beberapa jenis usaha agar tidak mudah bangkrut saat ada guncangan ekonomi.

Lini bisnis lain yang juga dijalankan oleh kakak adik ini adalah Polytron yang memproduksi barang-barang elektronik, seperti AC, kulkas, televisi, hingga handphone. Polytron telah bertahan selama puluhan tahun di bawah bendera Djarum. Selain itu, sebuah startup Game bernama Razer juga tercatat di bawah nama mereka.

3 dari 4 halaman

Untuk bidang properti, Hartono memiliki sejumlah aset mulai dari pusat perbelanjaan hingga hotel megah, di antaranya adalah Grand Indonesia Shopping Town, Pulogadung Trade Centre, WTC Mangga Dua, Bali Padma Hotel, Hotel Malya Bandung, dan Sekar Alliance Hotel.

Di bidang agrobisnis, keduanya memiliki lebih dari 65 ribu hektare perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat yang dikelola oleh PT Hartono Plantation Indonesia.

Seiring dengan perkembangan teknologi, bisnis mereka merambah ke e-commerce Global Digital Niaga (Blibli.com) dan media Kaskus yang berada di bawah naungan Ventures Global Digital Prima.

4 dari 4 halaman

Sebagai wujud kecintaannya pada olahraga bulutangkis, Hartono membentuk Persatuan Bulutangkis (PB) Djarum yang telah melahirkan atlet-atlet kebanggaan Indonesia di kancah internasional seperti Liem Swie King, Ardy B Wiranata, dan Alan Budikusuma.

Hartono bahkan membuat sebuah gedung pelatihan bulu tangkis yang sangat megah di Kudus dan rutin menggelar acara bulu tangkis Djarum Badminton - Indonesia Open.

Beri Komentar