Kurs Dollar di Pasar Berjangka Valas Sudah Sentuh Rp15.400

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 5 Oktober 2018 13:30
Kurs Dollar di Pasar Berjangka Valas Sudah Sentuh Rp15.400
Data JISDOR Bank Indonesia juga mencatat kurs dollar AS terus menguat terhadap rupiah.

Dream – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih tertekan. Di pasar Non-Deliverable Forward (NDF), kurs mata Negeri Paman Sam ini bahkan sudah menyentuh level Rp15.400.

Untuk diketahui, NDF atau perdagangan mata uang berjangka rupiah merupakan suatu kontrak forward jangka pendek. Kontrak ini biasanya berjangka waktu satu bulan hingga setahun.

Pihak yang melakukan transaksi ini bisanya menyepakati kontrak menyerahkan uang masing-masing berdasarkan kurs yang telah disepakati di muka. Dalam NDF, yang diserahkan cukup keuntungan atau kerugian berdasarkan selisih nilai tukar yang telah disetujui dengan nilai tukar di pasar spot saat kontrak jatuh tempo.

Dikutip dari laman Investing, Jumat 5 Oktober 2018, nilai tukar dollar terhadap rupiah pada hari ini menembus level Rp15.413. Permintaan ini terjadi pada pukul 04.00-07.30 hari ini.  

Dollar AS menembus level Rp15.413 di pasar NDF.

Berbeda dengan NDF, nilai tukar dollar AS di pasar spot onshore menyentuh level Rp15.189 ribu ketika perdagangan dibuka.

Dilansir dari Bloomberg pada pukul 11.50, dollar berada di level Rp15.185. Kursnya menguat 6 poin (0,04%). Dollar juga sempat menyentuh level Rp15.193.

Dollar AS di pasar spot Bloomberg.

Sementara data perdagagan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dimiliki Bank Indonesia mencatat dollar AS rata-rata diperdagangkan di level Rp15.182, melemah 49 poin dari perdagangan kemarin Rp15.133 per dollar AS.

Data JISDOR mencatat rupiah telah bertahan di level 15.000 dalam tiga hari terakhir saat pertama kali menyentuh level 15.088 pada Rabu, 3 Oktober 2018.

1 dari 1 halaman

Berpengaruh?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan pelemahan rupiah belumn begitu berdampak pada industri nasional.

“ Kalau soal itu pertanyaannya, dampaknya pasti ada. Tapi, coba kita lihat inflasi. Apa imported inflationnya sudah besar? Belum,” kata Darmin di Jakarta, dilansir dari Merdeka.com.

Darmin mengatakan ketergantungan Indoensia terhadap impor sebesar 30 persen. Pelemahan rupiah belum berdampak besar terhadap kenaikan harga. Hal ini terlihat dari core inflation yang disumbang oleh imported inflation masih terjaga di sekitar 2 persen.

“ Kalau kamu lihat core inflation, yang imported, kan, ada di dalam situ. Year to date, masih sekitar 2 koma sekian persen. Jadi, ada kenaikan tapi tidak banyak. Saya tidak bisa bilang berapa karena harus dihitung dulu dalam core inflation itu sebenarnya berapa persen yang impor,” kata dia.

Darmin mengatakan pelemahan nilai tukar yang fluktuatif ini merupakan gemuruh yang hebat. Dampaknya ke sektor riil belum besar.

“ Sebenarnya dampak riilnya tidak terlalu besar. Ekonomi dunia itu diperkirakan turunnya tidak banyak. Tapi, ada yang harus dijaga. Bukan yang itu. Karena kita terganggu capital flow-nya,” kata dia. 

Beri Komentar