Pria Yang Serius Untuk Menikah, Nggak Ragu Untuk Mengajak Kekasihnya Ke IKEA? (Foto: Shutterstock)
Dream – Pasangan yang telah lama menjalin cinta, tentunya ingin melangkah ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu pernikahan. Tapi, tak sedikit pula yang tak mau buru-buru menikah.
Lantas bagaimana caranya mengetahui orang yang benar-benar serius ingin menikah?
Dikutip dari World of Buzz, Kamis 19 September 2019, sebuah platform kencan online, SweetRing, melakukan survei tentang ini di Malaysia. Menurut survei, 90 persen pria Malaysia berpikir bahwa menikah dan memiliki anak itu berarti kehidupannya telah lengkap. Angka ini hampir dua kali dari responden wanita yang berpikiran sama.
Wanita Malaysia sebenarnya berpikir bahwa membangun karier dan stabilitas keuangan itu lebih penting. Setelah keduanya baik, barulah mnereka berpikir tentang pernikahan.
Lalu, apa pertanda mereka serius ingin menikah?
Hasil survei SweetRings menunjukkan orang-orang Malaysia yang ingin mencari pasangan hidup sering membicarakan masalah keuangan. Beberapa topik yang dibicarakan adalah kebiasaan pengeluaran, menabung, dan kapabilitas financial.
Kalau pasangannya mau bicara tentang keuangan, itu dipercaya keduanya serius untuk melangkah ke pernikahan.
Ada yang menarik dari survei ini. Menurut survei, ditemukan ada 69 persen perempuan akan memberi tahu kekasihnya tentang membuat rumah di kota. Plus, mereka juga diminta untuk menemani ke showroom properti.
Tanda-tanda lainnya, yang perempuan akan bertanya tentang kemungkinan pasangan ingin membeli barang dan hewan peliharaan bersama-sama. Atau, pertanyaan tentang bayi.
Sementara yang pria, ada 73 responden yang ingin meminta pacarnya untuk menemani ke IKEA untuk cari furnitur. Atau, menggunakan kata “ kita” setiap kali berbicara. Bisa juga dengan maksud memberikan gajinya kepada kekasih untuk diatur.
Dream – Keuangan merupakan masalah sensitif dalam rumah tangga. Diperlukan kebijakan bersama untuk mengurus keuangan rumah tangga agar tak terjadi salah paham dan menjadi masalah ke depannya.
Selain menyamakan tujuan hidup, cara memperlakukan uang juga berperan besar dalam menentukan seberapa besar kebahagiaan dalam pernikahan.
Dikutip dari Fimela, Senin 22 April 2019, sebuah penelitian di University of Michigan, menemukan suami istri yang memiliki cara pandang yang tak sama terhadap penggunaan uang, punya masalah lebih banyak dalam pernikahannya.
Dengan kata lain, pasangan yang menikah perlu punya visi dan misi yang sama tentang penggunaan uang.
Pasangan juga harus punya kesepahaman tentang pengaturan uang dalam kebutuhan rumah tangga karena tak hanya menyangkut kehidupan bersama, melainkan juga masa depan keluarga yang baik.
Akan lebih baik kalau mendiskusikan masalah keuangan sebelum menikah. Kamu dan pasangan harus saling terbuka tentang mengelola uang, termasuk cara membelanjakanya.
Samakan pikiran sebelum uang menjadi masalah yang serius setelah menikah.
Jangan abaikan masalah uang. Pasangan yang punya cara yang sama tentang mengelola uang, akan memiliki pernikahan yang lebih bahagia. Potensi masalah yang timbul tentang keuangan akan sedikit.(Sah)
Dream – Setelah menikah, kamu akan mendengar banyak pertanyaan. Selain pertanyaan “ kapan punya anak”, kamu akan bersiap menghadapi lontaran pertanyaan “ mau tinggal di mana?”
Kalau rumah sudah dibeli jauh-jauh hari sebelum menikah, kamu pasti siap menjawabnya dengan bangga. Kalau yang belum?
Akan lebih baik kamu memilikinya sebelum menikah.
Dilansir dari Rumah.com, Rabu 29 Agustus 2018, ada empat cara agar bisa memiliki rumah sebelum menikah. Yuk, disimak.
Pertama, lebih baik mengajukan pembiayaan rumah ketika masih usia produktif. Biasanya, usia produktif ini berada di rentang usia 20 tahun—35 tahun. Bank juga mematok usia produktif minimum pengajuan pembiayaan rumah, yaitu 21 tahun atau sudah menikah.
Lain halnya jika kamu berusia 40 tahun, tapi belum punya rumah. Kebutuhan yang semakin besar dan faktor kesehatan akan menyulitkanmu memiliki hunian.
Kedua, sisihkan sepertiga gaji. Untuk usia yang masih muda, penghasilan seseorang biasanya belum memadai untuk mencicil rumah seharga Rp500 juta ke atas. Untuk itu, pilihlah lokasi hunian yang masih dijangkau dari pusat kegiatan, namun menawarkan harga yang mumpuni. Misalnya, kamu bisa memilih rumah di Bogor, Bekasi, atau Tangerang.
Ketiga, menabung uang muka dalam bentuk emas. Kebutuhan uang muka rumah akan menguras dana yang besar. Untuk itu, sisihkanlah penghasilan dalam bentuk investasi emas. Cara ini efektif bagi kamu yang sulit menabung sendiri. Ambilah yang jangka waktu cicilannya panjang. Misalnya, 2-3 tahun agar hasilnya cukup untuk DP rumah minimalis incaran.
Kamu juga bisa menggunakan instrumen jangka panjang, seperti reksa dana saham. Kalau punya gaji Rp8 juta per bulan, alokasikan setidaknya 20 persen dari gaji untuk investasi jangka panjang.
Keempat, pertimbangkan jangka waktu. Yang tak kalah penting adalah memastikan jangka waktu saat akan membeli rumah. Tujuan masa depan memang berpengaruh terhadap tipe rumah dan cicilan yang tepat.
Misalnya, kamu ingin tinggal di satu kota dalam waktu yang lama. Kamu bisa mengambil angsuran dengan jangka waktu 25 tahun ke depan dengan marjin tetap. Kalau mau tinggal sementara waktu, pilihlah jangka waktu cicilan yang pendek. Misalnya, tujuh tahun dengan marjin yang floating. (ism)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR