Ilustrasi
Dream - Areal perkembangan bisnis syariah bukan lagi dominasi negara-negara mayoritas muslim. Pasar produk halal di negara non-muslim seperti Eropa dan Amerika pelan-pelan mulai berkembang. Bahkan peluang bisnis yang muncul bisa mencapai triliunan rupiah.
Diantara pasar baru itu, muslim di Amerika Serikat (AS) adalah segmen pasar yang berkembang dengan pendapatan yang siap dibelanjakan mencapai US$ 98 miliar atau sekitar Rp 1.210 triliun pada tahun 2013. Negeri Paman Sam ini juga menjadi penghubung kunci bagi peluang untuk memanfaatkan perekonomian global gaya hidup Islami senilai US$ 2 triliun.
Temuan ini diperoleh DinarStandard, sebuah perusahaan riset dan penasihat keuangan yang bekerja sama dengan American Muslim Consumer Consortium (AMCC). Mereka belum lama ini merilis hasil survei terbaru berjudul The Muslim Green: American Muslim Market 2014-15.
Survei itu melibatkan 973 responden yang diambil dari segmen demografis dan geografis, dengan menitikberatkan pada kebiasaan konsumsi, tingkat kepuasan dan kesenjangan permintaan konsumen muslim Amerika.
Mengutip laporan Albawaba, Selasa, 9 Desember 2014, sebanyak 80 persen responden menginginkan tersedianya produk makanan halal di supermarket setempat. Permintaan ini konsisten di semua segmen demografis dan harus ditanggapi oleh retailer nasional.
Di sektor jasa keuangan syariah, sebanyak 50 persen penduduk AS mengaku paling banyak menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari lembaga perbankan. Sisanya sering menggunakan produk investasi (44 persen) dan jasa perbankan lainnya (17 persen).
" 80 Persen responden juga menginginkan adanya pinjaman pendidikan tinggi yang bebas bunga," ungkap laporan itu.
DinarStandard memperkirakan populasi Muslim AS pada tahun 2013 menjadi 5,7 juta, dengan 1,7 juta adalah rumah tangga. Jumlah muslim tumbuh dua kali lipat tingkat rata-rata nasional (1,7 persen vs 0,9 persen).
Kategori terbesar dari pengeluaran rumah tangga penduduk AS adalah rumah dan jasa perumahan (US$ 32 miliar), kendaraan bermotor dan jasa perbengkelan (US$ 12,6 miliar), dan makanan dan jasa makanan (US$ 12,5 miliar).
Berdasarkan survei, makanan dan jasa makanan dan pendidikan dinilai, sebagai kategori pengeluaran yang tinggi dalam rumah tangga Muslim Amerika dibanding rata-rata nasional.
Peluang pasar muslim Amerika yang unik sejalan dengan perekonomian gaya hidup muslim global yang tumbuh dengan cepat, yang mewakili US$ 2 triliun sektor konsumsi untuk tahun 2013.
Kekuatan iman dan kebutuhan berdasar nilai-nilai lah yang mendorong pasar global tersebut, yang meliputi pembiayaan syariah, makanan halal, busana muslim, wisata ramah keluarga, pengaturan interaksi gender dan praktik-praktik keagamaan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut diperluas dengan praktik bisnis keuangan, investasi dan jasa asuransi yang sesuai syariah.
" Tidak diragukan lagi, pasar ini memberikan peluang yang signifikan bagi bisnis. Brand-brand seperti Walmart, Best Buy, Whole Foods, Elevation Burger dan lain-lain mulai terlibat dengan pasar ini dengan cara yang ditargetkan, namun potensi masih banyak belum terserap," kata Faisal Masood, pendiri AMCC. (Ism)
Advertisement
5 Tips Memilih Sabun Wajah untuk Pria, Jangan Sampai Salah
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi
Anak SMA Perlihatkan Bekal Steak Wagyu yang Disiapkan Ibu, Netizen: MBG Auto Minder
Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas 2025: Panggung Inspiratif Penuh Haru dan Inovasi Pelaku Usaha Lokal
Hypophrenia, Kondisi saat Seseorang Mendadak Sedih Tanpa Alasan
Belajar Ilmu Perencanaan Keuangan dengan Komunitas Cerita Uang
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Anak Muda Perlu Waspada, Varises Bukan Sekadar Masalah Penampilan Menurut Indonesian Vein Center
Futuristik Abis! Penampakan Riyadh Metro di Arab Saudi yang Telan Biaya Rp364 Triliun
Misi Prilly Latuconsina Lewat Komunitas Generasi Peduli Bumi