ASEAN Lifestyle Week Jadi Wadah Untuk Pengusaha Lokal Go International. (Foto: Dream.co.id/Ahmad Baiquni)
Dream – Industri kreatif bukan semata soal uang. Para pelaku yang terlibat di industri ini memiliki semangat pemberdayaan untuk mewujudkan kemandirian terutama bagi kaum kurang mampu.
Semangat itu hendak digalakkan oleh Yayasan Budi Penyayang Malaysia.
Lewat ASEAN Lifestyle Week 2019, Yayasan ini mengajak seluruh pelaku industri kreatif di kawasan ASEAN untuk berkembang dan meraih kemandirian bersama.
" Gelaran seperti ASEAN Lifestyle Week merupakan wadah penting bagi usahawan lokal kami untuk membangun kehadiran mereka di panggung internasional," kata Chairman Yayasan Budi Penyayang Malaysia, Puan Nori Tun Abdullah, di Kuala Lumpur Convention Center, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat 13 September 2019.
Yayasan Budi Penyayang selaku penggagas gelaran ASEAN Lifestyle Week merupakan lembaga amal yang bergerak melalui pendampingan para penderita kanker. Event ini merupakan salah upaya yayasan tersebut untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat kecil dan menengah, terutama penderita kanker dan keluarganya.
" Kami memiliki program untuk membantu pasien kanker dan keluarga melalui pendampingan dan dukungan emosional dan material," kata Nori.
Nori menjelaskan ASEAN Lifestyle Week bukan sekadar gelaran promosi bisnis semata. Lebih dari itu, gelaran tersebut memiliki tujuan lain yaitu untuk melestarikan kebudayaan yaitu Nyonya Kebaya dan Batik Malaysia.
" Batik Malaysia bukan hanya warisan budaya tetapi juga sumber mata pencaharian bagi banyak produsen kerajinan Malaysia dari daerah pedesaan Malaysia," ungkap Nori.
Lebih lanjut, Nori menegaskan Batik Malaysia merupakan bagian dari produk gaya hidup yang layak mendunia. Dia menilai merambah pasar di luar batas negara merupakan hal penting bagi pelaku UKM di Malaysia.
" Inilah mengapa kami memutuskan harus berpikir besar dengan menyelenggarakan ASEAN Lifestyle Week yang pertama kalinya di kawasan ini," kata Nori.
Dream – Sektor ekonomi kreatif terus menggeliat. Para pelaku industri kreatif terus mendorong pertumbuhan sektor ini seiring dengan perkembangan pasar di kawasab ASEAN yang semakin cepat.
Peluang ini disambut lewat gelaran ASEAN Lifestyle Week, yang dihelat di Hall 4 Kuala Lumpur Convention Center pada 13-14 September 2019.

“ The Asean Lifestyle Week 2019 merupakan tonggak sejarah untuk menciptakan budaya belajar, perkembangan, dan iklim kewirausahaan yang berkelanjutan di kawasan,” ujar Menteri Pengembangan Kewirausahaan Malaysia, Datuk Seri Mohd Redzuan Yusof, di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat 13 September 2019.
Redzuan mengatakan, Masyarakat Ekonomi ASEAN mendorong negara-negara ASEAN tidak hanya menjadi kawasan menguntungkan bagi investor dan pelaku bisnis, tetapi juga konsumen.

“ ASEAN menawarkan peluang dalam bentuk pasar besar mencapai US$2,6 miliar (setara Rp36,2 triliun) dan lebih dari 622 juta jiwa,” kata dia.
Redzuan mengatakan Masyarakat Ekonomi ASEAN mendorong negara-negara ASEAN tidak hanya menjadi kawasan menguntungkan bagi investor dan pelaku bisnis, tetapi juga konsumen.
“ ASEAN menawarkan peluang dalam bentuk pasar besar mencapai US$2,6 miliar (setara Rp36,2 triliun dan lebih dari 622 juta jiwa,” kata dia.
Pertumbuhan membutuhkan ekosistem agar dapat berkelanjutan. Ridzuan menilai penyelenggaraan ASEAN Lifestyle Week sejalan dengan Kebijakan Kewirausahaan Nasional Malaysia 2030.
“ Harapannya dapat menciptakan ekosistem kewirausahaan yang kondusif dan menyeluruh demi perkembangan sosio ekonomi Malaysia yang berkelanjutan, berimbang dan inklusif,” kata dia.

Gelaran ini melibatkan puluhan pelaku usaha kecil dan menengah di kawasan ASEAN. Terdapat sekitar 70 booth yang menawarkan produk-produk UKM, mulai fashion, kerajinan tangan, hingga makanan ringan.
Dream - Keuangan syariah menyimpan potensi yang menggiurkan. Hal inilah yang membuat sejumlah negara anggota ASEAN tertarik mengadopsi konsep berbasis hukum Islam ini.
Fakta ini disampaikan Advisor Group Dukungan Strategis Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Triyono. Dia baru kembali dari pertemuan dengan perwakilan beberapa negara ASEAN di Manila, Filipina.
" Negara ASEAN lain menjajaki kemungkinan adopsi dan konsep perbankan syariah," kata Triyono dalam diskusi 'Strategi Penguatan Sumber Daya Insani Sektor Jasa Keuangan Syariah di Era Masyarkaat Ekonomi Syariah' di Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016.

Tidak hanya negara ASEAN, kata Triyono, Jepang juga menyatakan ketertarikan yang sama dan akan mengembangkan keuangan syariah. Negeri Sakura ini sampai 'berguru' ke Indonesia tentang keuangan syariah.
" Dia mau belajar keuangan syariah, bukan belajar dari Malaysia, tetapi Indonesia. Kami menggelar seminar dan dihadiri oleh pelaku industri keuangan di Jepang," kata dia.
Triyono mengatakan Indonesia dan Malaysia yang menjadi penggerak utama keuangan syariah di dunia. Terlebih, Indonesia saat ini menjadi penerbit surat utang syariah terbesar di dunia.
" Kita patut diperhitungkan (dalam pasar keuangan syariah dunia)," kata dia.(Sah)
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang