Dream - Meski baru berusia 48 tahun, negara Israel yang baru dibentuk 14 Mei 1948 ternyata sudah masuk jajaran negara terkaya dunia. Padahal sejak berdiri, zionis Israel sudah melalui ratusan tahun konflik dengan Palestina.
Merujuk data Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dalam data World Economic Outlook 2023 dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/), Israel masuk sebagai 100 negara terkaya di dunia tahun 2023.
Melansir Global Finance, Israel menempati urutan 32, hanya beda satu level dari Inggris.
Posisi Israel bahkan di atas Italia yang menempati peringkat 34, Jepang di urutan 38, ataupun negara kaya baru, China, yang berada di urutan 77.
Tak seperti china yang memiliki populasi miliaran jiwa, negara yang dipimpin oleh Presiden Isaac Herzog itu bahkan hanya mempunyai penduduk sekitar 7,5 juta jiwa.
Merujuk Wikipedia, mayoritas penduduk Israel (74,2 persen) beragama Yahudi di tahun 2019.
Dari mana sumber kekayaan Israel berasal hingga masuk daftar negara kaya dunia?
Perekonomian Israel pada empat dekade yang lalu sangat berbeda dengan saat ini.
Menurut The Print, Israel dilanda berbagai kesulitan ekonomi, hiperinflasi, tingkat pendapatan per kapita yang stagnan, dan ketergantungan yang besar pada impor.
Bahkan pada tahun 1984, PDB per kapita Israel bernilai sekitar US$6.600.
Namun di tahun 2023, dari segi pendapatan per kapita, Israel melesat jauh mencapai US$58,273. Pencapaian tertinggi kedua di antara negara Timur Tengah setelah Qatar (US$83.890), berdasarkan data IMF.
Pendapatan per kapita Israel ini melebihi banyak negara 'maju' seperti Inggris (US$46.370), Jerman (US$53.800), Prancis (US$45.190) dan dua kali lipat dari Arab Saudi (U$29.920).
Tingkat inflasi tahunan juga tetap berada dalam satu digit sejak akhir 1990-an, dan telah menjadi negara yang surplus ekspor, meskipun memiliki lingkungan yang relatif tidak bersahabat.
Jadi, bagaimana Israel bisa tumbuh begitu besar dan begitu cepat?
Pada awal 1980-an, pemerintah Israel mengeluarkan banyak anggaran, sebagian besar untuk pertahanan, hingga mengalami defisit yang sangat besar.
IMF mencatat utang publik sebagai rasio Produk Domestik Bruto (PDB) di Israel adalah sekitar 125 persen, yang melonjak hingga 157 persen pada tahun 1985.
Pada tahun 1985, pemerintah Israel memutuskan untuk melakukan reformasi ekonomi untuk memperbaiki situasi, yang menjadi titik balik dalam sejarah ekonomi negara tersebut.
Menurut IMF, negara ini mengurangi pengeluaran dengan memangkas subsidi untuk sektor sosial (makanan dan transportasi) serta pertahanannya. Dan menurunkan defisit fiskal secara substansial.
Dengan berbagai reformasi yang dilakukan negara ini, mereka juga mendevaluasi mata uangnya, shekel, dan memberikan lebih banyak kekuasaan kepada bank sentralnya yakni Bank of Israel yang mengendalikan pasokan kredit.
Hasilnya terlihat sejak tahun 1986, ketika tingkat inflasi turun menjadi sekitar 23 persen. PDB per kapita juga mulai meningkat dengan cepat.
Catatan IMF menunjukkan bahwa PDB per kapita Israel (dengan harga saat ini) adalah sekitar US$8.000 pada tahun 1986, yang melonjak menjadi sekitar US$20.000 pada tahun 1996.
Dalam 10 tahun berikutnya, PDB per kapita Israel tidak meningkat secepat itu, yang berada di kisaran US$22.700 pada tahun 2006, sebagian karena ekonomi Israel memasuki resesi pada awal tahun 2000-an.
Namun, pada tahun 2016, PDB per kapita negara ini melonjak menjadi US$37.000, hingga dalam lima tahun setelahnya mencapai US$52.000.
Para ahli memuji kisah sukses negara Israel berkat langkah-langkah yang diambil setelah krisis ekonomi, investasi besar-besaran dalam penelitian dan pengembangan, ekspor teknologi, dan 'sedikit keberuntungan'.
" Tingkat inflasi 12 bulan turun dengan cepat dari 450 persen pada pertengahan 1985 menjadi 20 persen pada awal 1986. Memang, program stabilisasi Israel tetap menjadi salah satu yang paling sukses dalam catatan," tulis kertas kerja IMF.
Profesor Tomer Fadlon, dosen dan penasihat akademis untuk program Master di bidang siber, politik dan pemerintahan di Universitas Tel Aviv, mengatakan:
" Israel adalah kisah sukses dari sebuah negara yang menghadapi krisis sumber daya yang parah. Kelangkaan itu ditambah dengan krisis ekonomi yang membuat kami mencari yang lebih baik dan lebih baik lagi, dan mencari jalan untuk tumbuh. Sumber daya yang langka membuat kami bekerja lebih keras, dan hal itu merangkum semua kesuksesan ekonomi yang telah terjadi," ungkap Tomer Fadlon kepada ThePrint melalui telepon.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN