Pemerintah Optimistis Kantongi Penerimaan Rp1.7436 T Tahun Ini.
Dream – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menargetkan penerimaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp1.743,6 triliun pada tahun 2021. Pemerintah optimistis penerimaan tersebut bisa tercapai.
“ Pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Keuangan, akan bekerja sangat keras untuk mencapai target penerimaan perpajakan dan PNBP,” kata dia dalam Webinar Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia “ Harapan, Tantangan, dan Strategi Kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional,” dikutip dari keterangan tertulis, Jumat 29 Januari 2021.
Tahun ini pemerintah mengalokasikan belanja negara sebesar Rp2.750 triliun dengan rincian pemerintah pusat Rp1.954,5 triliun dan transfer ke daerah Rp795,5 triliun. Rancangan APBN 2021 yang telah diserahkan ke DPR juga disusun untuk mendukung keberlanjutan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“ APBN tahun 2021 didesain dengan spirit ekspansi untuk mendukung pemulihan, namun juga pada saat yang sama mulai konsolidasi menyehatkan kembali APBN kita,” kata mantan pejabat Bank Dunia.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan ruang relaksasi kredit bagi sektor-sektor vital maupun pengungkit ekonomi.
“ Misalnya, sektor real estate, kepemilikan kendaraan bermotor, dan industri kesehatan Khusus sektor kesehatan perlu kita dukung agar mempunyai kemampuan lebih luas untuk melayani masyarakat,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso.
OJK juga berupaya agar perkembangan ekonomi pasca pandemi dapat berlangsung berkelanjutan dengan meningkatkan daya saing sektor keuangan Indonesia melalui konsolidasi sektor jasa keuangan, penguatan tata kelola, reformasi industri keuangan nonbank dan pasar modal, serta koordinasi dalam pengawasan lintas sektor, dan pengawasan prakti konglomerasi keuangan.
Selain itu, Wimboh menyampaikan ekosistem jasa keuangan akan terus dikembangkan melalui produk berbasis teknologi sehingga semakin inklusif, menjangkau masyarakat yang lebih luas, termasuk di antaranya UMKM.
Dream - Upaya mengadakan vaksin Covid-19 tak hanya melibatkan Kementerian Kesehatan. Sebagai bendahara negara, Kementerian Keuangan juga turut sibuk mencari sumber vaksin yang bisa `ramah anggaran`.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah masih terus menegosiasikan harga vaksin Covid-19 yang ditawarkan sejumlah perusahaan luar negeri. Negosiasi menjadi alot karena banyak negara kaya memesan vaksin yang sama.
Tingginya permintaan kebutuhan vaksin dari berbagai negara di dunia membuat harga jualnya mengalami kenaikan signifikan.
" Orang-orang negara kaya memborong semua, dan orang-orang kaya di negara kaya mulai memborong sendiri," kata Srimulyahi dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR-RI, Rabu, 27 Januari 2021.
Menkeu mengakui terkejut dengan dinamika seputar harga vaksin Covid-19 di dunia. Meskipun dia menyadari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah memperingatkan vaksinasi yang tengah dibutuhkan negara akan menjadi tragedi moral dunia.
" Ini sudah disampaikan oleh WHO dalam peringatan bahwa vaksinasi Covid bisa jadi tragedi moral dunia," jelasnya.
Meski demikian, Menkeu memastikan para ahli dan Kemenkes terus melakukan perencanaan vaksinasi termasuk mempertimbangkan masalah harga yang melonjak tersebut.
Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.
Advertisement
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025
Museum Louvre Dibobol Hanya dalam 4 Menit, 8 Perhiasan Raib
Warga Keluhkan Panas Ekstrem di Indonesia, Ini Penyebabnya!
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Sudah Tahu Belum? Ini 5 Cara Mudah Mengenali Uang Palsu
Harapan Baru bagi Pasien Kanker Payudara Lewat Terapi Inovatif dari AstraZeneca
Sentuhan Gotik Modern yang Penuh Karakter di Koleksi Terbaru dari Dr. Martens x Wednesday
Panas Ekstrem, Warga Cianjur Sampai Tuang 2 Karung Es Batu ke Toren
ParagonCorp Sukses Gelar 1’M Star 2025, Ajang Kompetisi para Frontliners
16 Peneliti dari ITB Masuk Daftar World Top 2% Scientists 2025