Warga Jabodetabek Berlebaran dengan Uang Rp34,8 Triliun

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 20 Mei 2021 11:47
Warga Jabodetabek Berlebaran dengan Uang Rp34,8 Triliun
Peredaran uang yang meningkat menjadi salah satu indikatornya.

Dream – Lebaran tahun ini disambut dengan lebih meriah masyarakat, khususnya warga di kawasan Jabodetabek. Dilaporkan warga di ibu kota Indonesia dan kota satelitnya ini menarik uang sampai Rp38,4 triliun untuk menyambut Idul Fitri. 

Penarikan uang yang dilakukan warga Jabodetabek ini meningkat dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp21,7 triliun.

Secara nasional, Bank Indonesia dilaporkan telah  menyiapkan uang kartal selama selama Ramadan dan lebaran tahun ini hingga Rp154,5 triliun. Angka ini meningkat 41,5 persen dari periode Ramadan tahun lalu yang mencapai Rp109,2 triliun. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai peningkatan penarikan uang tunai oleh masyarakat menunjukan mulai adanya perbaikan ekonomi Indonesia setelah setahun terakhir mengalami dampak terberat pandemi COVID-19.

“ Menunjukkan apa yang direncanakan, entah itu pembagian THR dan kegiatan lain, telah terbukti memberikan likuiditas di pasar,” kata Airlangga dalam halal bihalal virtual, Rabu 19 Mei 2021.

Peningkatan permintaan uang tunai pada Lebaran ini, yang berdampak singnifikan pada indikator pertumbuhan ekonomi dan peningkatan mobilitas masyarakat, adalah program Bantuan Sosial Tunai (BST). 

Pelarangan mudik lebaran pada masa PPKM Mikro diakui masih memungkinkan adanya mobilitas juga geliat aktifitas ekonomi dan sosial masyarakat. Kondisi berbeda dibandingkan tahun lalu ketika diberlakukan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“ Dengan angka tersebut, kami optimis bahwa perekonomian akan kembali berada pada jalur track positif dan kita lihat dari chart yang ada,” kata dia.

Pertumbuhan ekonomi nasional juga masih ditopang oleh sisi demand yakni konsumsi pemerintah 2,96 persen, ekspor 0,74 persen, impor yang tumbuh positif 5,27 persen.

Dari sisi supply, sektor yang tumbuh positif adalah pertanian, informasi dan komunikasi, serta jasa kesehatan.

(Laporan: Radhika Nada) 

1 dari 2 halaman

Segini Dana yang Sudah Habis Buat Pemulihan Ekonomi Selama Pandemi

Dream – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melaporkan realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga 11 Mei 2021 mencapai Rp172,35 triliun. Dana untuk mengatasi dampak pandemi COvid-19 itu diklaim telah membuat perekonomian nasional kembali bertumbuha.

Alokasi terbesar anggaran PEN diperuntukann pada dukungan UMKM dan korporasi senilai Rp42,03 triliun. Disusul insentif dunia usaha Rp26,83 triliun, program kesehatan Rp24,9 triliun, dan prioritas Rp21,8 triliun.

 

 

“ Dilaporkan terkait dengan realisasi pemulihan ekonomi, melihat bahwa realisasi dana pemulihan ekonomi ini sudah direalisasi sampai 11 Mei itu Rp172,35 triliun atau 24 persen dari pagu,” kata Airlangga dikutip dari setkab.go.id, Senin 17 Mei 2021.

Sementara pada program Program Perlindungan Sosial (Perlinsos), pemerintah telah merealisasikan anggaran hingga Rp56,79 triliun atau 37,8 persen dari pagu Rp150,28 triliun. Dana tersebut dikucurkan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 48,19 persen, Kartu Sembako mencapai 38,20 persen, Bantuan Sosial Tunai sebesar 98,39 persen, serta BLT Desa sebesar 17,41 persen.

2 dari 2 halaman

Perekonomian Mulai Menggeliat

Mantan menteri perindustrian ini juga menyampaikan bahwa secara spasial ekonomi di sejumlah daerah sudah mengalami pembaikan. Bahkan, sepuluh provinsi telah mencatatkan pertumbuhan positif, yaitu Riau (0,41 persen), Papua (14,28 persen), Sulawesi Tengah (6,26 persen), DI Yogyakarta (6,14 persen), Sulawesi Utara (1,87 persen), Sulawesi Tenggara (0,06 persen), Nusa Tenggara Timur (0,12 persen), Papua Barat (1,47 persen), Kepulauan Bangka Belitung (0,97 persen), dan Maluku Utara (13,45 persen).

“ Di dalam catatan kami juga terlihat beberapa daerah menyumbangkan pertumbuhan terbesar, antara lain tentunya sepuluh provinsi besar yang menyumbang sekitar 77,71 persen,” kata dia.

Pertumbuhan tersebut didorong oleh sejumlah sektor yang secara spasial tumbuh positif di sebagian besar provinsi, di antaranya sektor pertanian, pengadaan listrik, pengadaan air, informasi dan komunikasi, jasa keuangan, dan jasa kesehatan.

Lebih lanjut Airlangga menyampaikan, adanya kebijakan peniadaan mudik juga telah mendorong peningkatan belanja di wilayah aglomerasi. Bank Indonesia mencatat jumlah uang yang beredar sebanyak Rp154,5 triliun, atau meningkat 41,5 persen dari tahun lalu.

“ Khusus Jabodetabek, BI mencatat penarikan dana tunai naik 61 persen atau Rp34,8 triliun, lebih tinggi dibandingkan nasional,” kata dia.

Beri Komentar