Pesawat CN-235-220 Buatan PT Dirgantara Indonesia Diekspor Ke Senegal. (Foto: Sekretariat Presiden)
Dream – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengekspor satu unit pesawat terbang CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) ke Senegal. Pesawat senilai Rp354 miliar ini nantinya akan digunakan oleh Angkatan Udara Senegal untuk ferry flight.
“ Alhamdulillah, dalam situasi ini PT DI berhasil melakukan ekspor pertamanya di awal tahun 2021,” kata Direktur Utama PT DI, Elfien Goentoro, dikutip dari setkab.go.id, Senin 22 Maret 2021.
Elfien mengharapkan, pesawat CN235-220 MPA ke tiga itu bisa membantu kinerja AU Senegal untuk kegiatan operasi udara.
“ Kami merasa bangga atas kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah Senegal kepada PT DI selama ini,” kata dia.
Pesawat CN235-220 MPA ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain dapat lepas landas dengan jarak yang pendek dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, serta mampu terbang selama delapan jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot. Pesawat ini juga memiliki winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.
Pesawat ini juga dilengkapi dengan Tactical Console (TACCO), 360? Search Radar yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 NM (Nautical Mile) dan Automatic Identification System (AIS), sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan.
Kemudian, terdapat juga Forward Looking Infra Red (FLIR) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target, serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari.
Hingga saat ini, PT DI telah berhasil memproduksi dan mengirimkan pesawat CN235 sebanyak 69 unit untuk dalam negeri maupun luar negeri. Dari total sebanyak 286 unit populasi pesawat CN235 series di dunia, saat ini PT DI merupakan satu-satunya industri manufaktur pesawat terbang di dunia yang memproduksi pesawat CN235.
Sebagaimana informasi yang dilansir laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu), sebagian modal kerja PT DI dalam pembuatan pesawat ini didanai oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan skema National Interest Account (NIA).
Skema tersebut merupakan penugasan khusus dari Kemenkeu untuk penyediaan pembiayaan ekspor pesawat udara dengan pasar Afrika dan Asia Selatan. Pembiayaan ini juga mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial, di antaranya penyerapan tenaga kerja lebih dari 4 ribu orang serta perluasan negara tujuan ekspor Indonesia ke pasar nontradisional.
“ Penugasan khusus kepada LPEI merupakan bentuk dukungan pemerintah dalam meningkatkan daya saing ekspor, terutama di industri strategis. Apalagi pemerintah saat ini sedang mendorong industri nasional untuk melakukan ekspor ke negara-negara tujuan ekspor baru,” ucap Sekretaris Lembaga LPEI Agus Windiarto.
Ekspor pesawat terbang ke Senegal dianggap memiliki nilai strategis bagi industri nasional karena supply record export order dan kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada tender-tender internasional. Proyek ini juga merupakan salah satu langkah strategis untuk memasuki pasar negara Asia Selatan dan Kawasan Afrika.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN