Ilustrasi (CNBC)
Dream - Pesohor terjun ke dunia bisnis bukan lagi barang baru. Beberapa di antara selebrita ini membuka usaha sendiri atau berkolaborasi dengan orang lain.
Meski menyandang nama besar di dunia hiburan, tak berarti bisnis mereka bisa berjalan mulus. Tak sedikit selebrita tersohor yang mengalami kegagalan.
Kegagalan manajemen, kurangnya waktu dan komitmen serta tak adanya inovasi adalah beberapa penyebab mengapa usaha atau bisnis selebrita mengalami kegagalan.
Mengutip laman CNBC, berikut 10 bisnis selebrita yang gagal berkembang meski punya nama besar.
1. 38 Studios (Curt Schilling)
Tepat sebelum pensiun dari Major League Baseball pada 2008, mantan pitcher Red Sox Curt Schilling mendirikan 38 Studios, sebuah perusahaan video game yang pernah sukses memproduksi game Kingdoms of Amalur: Reckoning. Sayang, Schilling tidak bisa menaikkan modalnya, sehingga ia menempatkan lebih dari U$ 30 juta dari uangnya sendiri ke dalam bisnis tersebut.
Pada tahun 2011, perusahaan gagal membayar kredit yang diberikan oleh Negara Bagian Rhode Island yang mencapai US$ 75 juta. Schilling terpaksa memberhentikan seluruh staf perusahaannya yang mencapai 400 orang pada bulan Juni 2012 setelah gagal mendapatkan pendanaan alternatif.
2. XFL (Vince McMahon)
McMahon mungkin bisa mengubah World Wrestling Federation Entertainment (sekarang disebut WWE) menjadi kekuatan global. Tetapi upaya untuk mendompleng NFL dengan mengumumkan XFL tidak berjalan sesuai rencana. Pada tahun 2000, McMahon mengumumkan XFL, liga sepak bola Amerika profesional yang didirikannya bersama NBC. XFL dimaksudkan untuk melengkapi NFL yang tidak tayang selama musim semi dan panas.
NBC setuju menayangkan XFL. Liga berlangsung hanya satu musim sebelum NBC menurunkannya dari udara karena ratingnya suram, kualitas permainannya di bawah standar dan tidak ada yang berharap ada pertandingan sepak bola Amerika di musim panas.
3. Braselton, Georgia (Kim Basinger)
Di saat sebagian besar selebrita lainnya fokus pada upaya bisnis kewirausahaan seperti restoran atau fashion, Basinger menghabiskan US$ 20 juta untuk membeli kota Braselton, Georgia pada 1989. Basinger berharap kota yang terletak sekitar 50 mil timur laut dari Atlanta ini menjadi daya tarik bagi turis studio film dan festival.
Tak lama kemudian, Basinger mulai mengalami kesulitan menjalankan bisnis karena masalah keuangan. Dia tidak pernah mampu membiayai bisnisnya. Lima tahun kemudian dia menjual kota itu hanya US$ 1 juta, keputusan yang mungkin disesalinya hari ini. Ketika Basinger membeli Braselton, penduduknya hanya 500 orang. Hari ini, berkat pembangunan berkelanjutan yang dilakukan Atlanta, lebih dari 7.500 orang tinggal di sana.
4. Restoran Dive (Steven Spielberg)
Pada 1994, Steven Spielberg dan CEO Dreamworks, Jeffrey Katzenberg, patungan mendirikan restoran Dive! di Los Angeles. Selang setahun kemudian, mereka membuka cabang di Las Vegas. Restoran ini akan mensimulasikan seolah-olah seperti menyelam dengan lampu merah berkedip di sekitar ruangan. Selain dari makanan, restoran ini juga mendapat penghasilan tambahan dengan menjual souvenir laut.
Pada awalnya usaha Steven Spielberg dan Jeffrey Katzenberg sukses, tetapi restoran ini tidak bisa membuat para pelanggannya tertarik lagi. Sehingga restoran Dive! di Los Angeles dan Las Vegas ditutup pada tahun 1999.
5. Planet Hollywood (Arnold Schwarzenegger, Bruce Willis dan Sylvester Stallone)
Trio aktor ini awalnya sangat optimis, bisnis kafe mereka bisa terdongkrak oleh kepopuleran mereka yang saat itu, tahun 1990-an, memang tengah bersinar. Meniru Hard Rock Cafe, tapi dengan tema film, Planet Hollywood sempat booming hingga akhirnya layu pada tahun 1999. Saat itu Planet Hollywood mengajukan perlindungan kebangkrutan, dan melakukannya lagi pada tahun 2001. Meski masih berkibar, namun bisnis merosot tajam menjadi hanya ada di tujuh lokasi dari 100 di seluruh dunia. Meskipun kasino dan resor di Las Vegas memakai nama Planet Hollywood, namun fasilitas tersebut dimiliki oleh Caesars Entertainment.
6. The Kardashian Kard, (Kardashian Sisters)
Kim Kardashian dan dua saudarinya, Kourtney dan Khloe meluncurkan kartu kredit pra-bayar bernama 'The Kardashian KARD' pada 2010. Kardashian Sisters terlalu bersemangat membuat produk keuangan sendiri. Namun banyak nasabah yang mengeluh dengan biaya kartu yang sangat tinggi, yang mencapai US$ 7.95 per bulan. Nasabah yang membatalkan pembuatan kartu akan dikenakan denda sebesar US$ 6. Hanya 250 orang yang membeli kartu mereka, yang akhirnya tidak ada sama sekali dalam waktu kurang dari satu bulan. Ketiganya buru-buru menjauh dari perusahaan yang menaungi kartu kredit itu.
7. Restoran Nyla, Britney Spears
Ada banyak kritikus musik yang tidak suka musik Britney Spears. Tetapi ketidaksukaan mereka tidak bisa dibandingkan dengan apa yang kritikus restoran katakan tentang Nyla, restoran Manhattan yang menampilkan menu Asia, kemudian Italia. Britney konon memikirkan ide menu tersebut sambil duduk di kursi dokter gigi.
Setelah dibuka Juni 2002 dengan acara yang mewah, bisnis restoran Britney mulai mengalami masalah keuangan setelah ditemukan pelanggaran kode kesehatan meskipun kecil. Ditambah dengan masyarakat yang tak tertarik pada menu Nyla, restoran itu ditakdirkan untuk tutup hanya kurang dari enam bulan setelah dibuka di Hotel Dylan, Manhattan.
8. Fashion Cafe, (Naomi Campbell, Claudia Schiffer, Christy Turlington, Elle MacPherson)
Wajah-wajah cantik para supermodel ini ternyata tidak cukup ampuh menarik para pelanggan untuk datang ke Fashion Cafe di New York. Keempat supermodel itu rupanya ingin mendompleng sukses Planet Hollywood. Jika cafe yang didirikan trio aktor itu bertema film, maka seperti namanya, cafe milik empat supermodel itu memiliki nuansa fashion yang kental.
Meski investor utamanya bukan mereka, namun restoran ini mulai ditinggal pelanggannya setelah Christy Turlington keluar dari bisnis pada 1998. Meski ketiga supermodel yang tersisa berusaha memasarkan restoran, namun posisi mereka yang bukan owner atau partner ternyata menyulitkan. Akibatnya, Fashion Cafe benar-benar sudah tidak sytlish lagi dan bubar pada tahun 1998.
9. Pastamania (Hulk Hogan)
Siapa pun yang suka menyaksikan WWE pasti tahu Hulk Hogan. Meskipun punya nama berharga jutaan dolar, Hogan gagal menjalankan bisnis restoran yang diberinya nama Pastamania. Restoran yang dibuka di Mall of America pada 1995 ini menyajikan menu dengan nama aneh-aneh seperti 'Hulk-a-Roos' dan 'Hulk-Us'. Namun nama besar Hogan dan menu dengan nama yang tak lazim itu tidak mampu menolongnya.
Padahal, saat itu promosi besar-besaran sudah dilakukan dan didukung oleh WWF. Namun restoran Pastamania tutup dalam waktu kurang dari 1 tahun.
10. Flav's Fried Chicken (Flavor Flav)
Jangan berani menantang raksasa jika tidak punya modal dan ketrampilan. Itulah mungkin yang harus diingat oleh rapper dan bintang TV reality William Jonathan Drayton Jr. alias Flavor Flav.
Dalam upaya untuk bersaing dengan rantai mapan seperti KFC, Flavor membuka Flav's Fried Chicken di Clinton, Iowa, pada Januari 2011. Enam bulan kemudian, restoran ditutup karena terjadi serangkaian perselisihan antara Flav dan pendiri lainnya. Flav tak patah arang. Dia mencoba membuka dua gerai ayam goreng di Las Vegas dan Sterling Heights, Michigan. Namun, bisnis tersebut juga mengalami nasib yang sama dengan sebelumnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR