Indonesia Godok Road Map Industri Fesyen Muslim

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Kamis, 18 Oktober 2018 17:42
Indonesia Godok Road Map Industri Fesyen Muslim
Salah satu prioritas peta jalan ini adalah bahan baku.

Dream – Kementerian Perindustrian menyempurnakan road map atau peta jalan pengembangan fesyen Muslim dengan melibatkan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas. Road map ini bertujuan agar Indonesia bisa menjadi kiblat busana Muslim dunia pada 2020.

“ Peta jalan tersebut nantinya bisa menjadi acuan untuk semua pihak dalam meningkatkan daya saing industri fesyen Muslim nasional dan pengembangan bisnis busana Muslim yang mampu menembus pasar dunia,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM), Gati Wibawaningsih, dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, Kamis 18 Oktober 2018.

Gati mengatakan, industri fesyen Muslim yang termasuk kelompok 16 sektor kreatif mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 3,76 persen di tahun 2017. Pada periode tersebut, ekspor industri fesyen mencapai US$13,29 miliar atau sekitar Rp201,97 triliun. Angka itu meningkat 8,7 persen dari tahun sebelumnya.

“ Capaian itu menunjukkan bahwa industri fesyen nasional memiliki daya saing di pasar internasional,” kata dia.

Gati mengatakan pengembangan industri fesyen Muslim di dalam negeri juga semakin berpotensi seiring dengan jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang diproyeksikan mencapai 238,8 juta orang atau 88 persen dari total populasi pada tahun 2030.

Konsumsi fesyen Muslim di Indonesia bahkan mencapai US$13,5 miliar atau sekitar Rp205,16 triliun, atau masuk dalam jajaran lima besar dunia, menunjukkan bisnis busana muslim di Tanah Air dinilai prospektif hingga masa depan.

1 dari 1 halaman

Prioritaskan Bahan Baku

Ketika menyusun peta jalan, Gati mengatakan program-program yang berkaitan dengan ketersediaan bahan baku diprioritaskan. Tujuannya agar bisa menjaga keberlanjutan produksinya.

“ Ketersediaan bahan baku produk fesyen ini agar kita tidak perlu lagi impor, seperti bahan baku kapas dan wol,” kata dia.

Gati mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk mengembangkan dua jenis ulat. Ulat-ulat ini bisa dijadikan bahan baku sutera.

“ Nantinya, kebutuhan sutera bisa dipenuhi dari dalam negeri,” kata dia.

Gati mengatakan pihak kementerian akan melaksanakan focus group discussion (FGD) untuk memperoleh masukan dalam penyusunan data peta jalan pengembangan IKM fesyen Muslim.

Kegiatan bertajuk 'Penyusunan Roadmap Pengembangan IKM Fesyen Muslim' ini dihadiri dari perwakilan pemerintah yang meliputi Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, serta Badan Ekonomi Kreatif, kemudian akademisi, desainer, asosiasi, dan pelaku industri fesyen muslim.

Selama ini, pemerintah gencar mendorong industri fesyen di dalam negeri untuk terus meningkatkan pangsa pasarnya. Oleh karena itu, agar mampu kompetitif di kancah global, pemerintah juga terus berupaya memacu kompetensi sumber daya manusia di sektor ini. 

Beri Komentar