Sandal Jepit Mahal (News.com.au)
Dream - Berapa harga sandal jepit yang biasa Anda beli, Rp 20 ribu? Dengan harga itu pasti sudah bisa membawa pulang sepasang sandal jepit baru.
Tapi lihatlah sandal jepit butut di atas. Meski warnanya sudah pudar, tinggal sepasang pula, harganya mencapai AUS$ 81 atau sekitar Rp 800 ribu.
Sandal jepit itu memang usang. Ditemukan di pantai oleh Australian Volunteer Coast Guard (AVCD). Lalu, apa yang membuat sandal jepit itu harganya selangit?
Harga sandal jepit itu melambung setelah dilelang oleh relawan penjaga pantai Australia itu. Sandal itu hanya salah satu dari sejumlah barang yang ditemukan di pantai selama bertugas ole para relawan.
Selain sandal jepit itu, ada pula papan selancar, perahu kayak, dan benda-benda aneh lainnya. Barang-barang itu dilelang untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan organisasi relawan tersebut.
Lantas, siapa yang rela merogoh kocek untuk mengeluarkan Rp 800 ribu demi sandal tersebut? Dialah David Thompson, dari sebuah perusahaan arsitektur, Rothelowman Architects.
Thompson berencana, “ Menempatkan sandal berwarna emas itu pada sebuah blok dan membuatkan plakat berukir,” ujar dia, sebagaimana dikutip Dream dari News.com.au, Selasa 19 April 2016.
Sandal itu akan dijadikan sebagai piala. Pada Jumat yang lalu, kantor Thompson menerima desain dari sejumlah orang. Mereka berencana memberikan hadiah semacam piala pada salah satu desainer itu sebagai bentuk apresiasi.
“ Kami sekarang memiliki sandal jepit yang telah kami beri nama ‘The Golden Slap’,” ujar Thompson.
Dan kebetulan, salah satu teman Thompson punya keluarga yang menjadi anggota relawan pengawas pantai. Sekalian, Thompson ditawari apakah bersedia menyumbang dalam lelang amal yang digelar AVCD. Dan dia bersedia.
Dan Thompson memilih membeli sandal jepit tersebut dengan harga Rp 800 ribu. Uang itu dikumpulkan dengan hasil penjualan barang lain, kemudian dipakai untuk kegiatan tim relawan dalam proses pengawasan dan penyelamatan di pantai.
Dream - Seorang kakek 79 tahun mengaku dia selalu diganggu istrinya yang sudah meninggal.
Kakek bernama Ted Wiseman itu yakin istrinya, Yvonne, selalu datang dan mengganggunya. Yvonne, lanjut Wiseman, mengancam dirinya melalui seorang dukun yang menjadi perantara istrinya.
" Kamu memakai sandal jepitku. Lepaskan sekarang juga," kata Wiseman menirukan ucapan sang dukun.
Wiseman mengatakan Yvonne, yang meninggal di usia 64 tahun karena stroke pada bulan Mei lalu, kadang menggunakan cara tak biasa untuk menemuinya.
Salah satunya saat Wiseman seperti mendengar 'hantu' Yvonne berteriak untuk membangunkannya dari tidur.
" Berhenti tidur sambil mengorok," kata kakek asal Halesowen, West Midlands, Inggris ini.
" Aku sangat terkejut. Suara itu pasti dia. Dulu dia sering berbicara seperti itu. Dia juga kesal jika aku menjentikkan jari atau menghisap gigi."
Wiseman menambahkan istrinya itu memang orangnya galak tapi dia bukan orang yang pendendam.
Wiseman dan Yvonne, dua-duanya perawat, menikah selama 46 tahun dan memiliki dua anak dan lima cucu.
Kunjungan terus-menerus istrinya dari 'dunia arwah' telah membuat Wiseman percaya pada akhirat. " Dulu aku skeptis, tapi sekarang tidak," tambahnya.
" Percayalah, aku melihat kejadian ini. Ini terjadi di depan mataku."
Emm..tentu Anda boleh percaya atau tidak dengan cerita si kakek.
Dream - Publik kadung percaya alas kaki dengan hak tinggi tak baik untuk kesehatan kaki. Siapa sangka, sandal jepit yang sederhana justru memberikan dampak lebih membahayakan.
Sandal jepit memang alas kaki pilihan bagi mereka yang ingin mendapatkan kenyamanan tanpa kehilangan sisi glamor.
Terus terang, sandal jepit justru dapat mengakibatkan cedera parah dalam jangka panjang. Bahkan sandal jepit adalah pilihan terburuk dari semua jenis alas kaki.
" Terus terang, sandal jepit yang berbahaya," kata konsultan podiastrist dari Marigold Clinic, University College Hospital London NHS Foundation Trust, Dr Tariq Khan seperti dilansir Dailymail.co.uk, Selasa, 9 Juni 2015.
Sandal jepit dianggap alas kaki paling tipis yang tidak mampu menopang kaki pemakainya.
Menurut Khan, cedera pergelangan kaki banyak ditemukan diantara para pengguna sandal jepit. Pilihan alas kaki ini merupakan yang terburuk.
" Faktanya, Anda harus menggunakan jari-jari kaki dan menekannya untuk mencengkeram sandal jepit," ujar Khan.
Idealnya sebuah alas kaki memiliki tinggi sekitar 1 sampai setengah inchi. Alas kaki tanpa hak justru membuat tapak kaki mengalami tekanan lebih besar. Sementara otot akan mengalami peradangan.
Dosen senior anatomi dan gerak tubuh dari ST Mary's Universiry, Rik Mellor juga tak menyarankan penggunaan sandal jepit sepanjang hari. Apalagi bagi mereka yang belum pernah mengenakan sandal tipis ini.
Rik menyarankan para penggemar sandal jepit sebaiknya beralih menggunakan alas kaki lain setelah beberapa pekan. Tujuannya, bagian telapak dan kaki Anda bisa beradaptasi.
Sebuah survei juga membuktikan sandal jepit kerap menjadi salah satu pemicu kecelakaan. Tak hanya tertusuk duri, 1,4 juta kecelakaan juga kerap terjadi karena sandal jepit.
Bahkan, 1 dari 9 pengendara sepeda motor kerap tersangkut pedal gas.
Para peneliti bahkan menyebut sandal jepit jauh lebih berbahaya dibandingkan alas kaki ber-hak tinggi karena menyulitkan proses pengereman.
Dream - Fesyen adalah hal yang menyangkut kekinian. Tetapi, penemuan mumi kuno mengungkap apa yang menjadi tren sepatu 1.500 tahun lalu.
Para arkeolog di Mongolia mendapat temuan fesyen di kaki wanita saat mereka membuka mumi yang terbungkus kain. Mereka menemukan mumi tersebut di Pegunungan Altai, tepatnya di ketinggian 9.200 kaki di atas permukaan laut.
Mumi tersebut sejauh ini terlihat mengenakan sepatu modern. Tapi para ahli memprediksi usia mumi tersebut sekitar 1.500 tahun.
" Orang ini tidak berasal dari golongan elit, dan kami percaya ini seperti wanita, karena tidak ada busur di dalam makam," ujar Peneliti pada Museum Khovd B Sukhbaatar.
" Sekarang kami berhati-hati membuka pembungkus tubuh, dan setelah ini selesai, para ahli akan dapat menjelaskan secara rinci tentang jenis kelamin mumi," kata dia.
Sejumlah harta benda yang ditemukan di makam memberikan pengetahuan yang unik mengenai kehidupan Mongolia sekitar abad keenam Masehi. Di dalamnya terdapat pelana, tali kekang, vas tanah liat, mangkuk kayu, palung, ketel besi, sisa-sisa peralatan kuda, dan pakaian kuno.
Juga terdapat bantal, kepala domba, tas kecil yang biasa diletakkan di punggung domba, tulang kambing, dan tas kulit kecil yang dirancang untuk membawa cangkir.
" Ini merupakan fenomena yang sangat langka. Ini menunjukkan pada kita keyakinan dan ritual bangsa Turkiks," kata Sukhbaatar.
" Kami bisa lihat secara jelas kuda tersebut telah dikorbankan. Dia adalah kuda betina, berusia antara empat hingga delapan tahun," ucap dia.
" Empat mantel yang kami temukan terbuat dari katun. Satu hal yang menarik dari temuan kami adalah tidak hanya wool dari domba, tapi juga wool dari unta," terang Sukhbaatar.
" Kami dapat perkirakan tanggal pemakaman dari benda-benda yang ditemukan, termasuk juga jenis topi. Ini memberikan kita informasi pemakaman dijalankan sekitar abad keenam," kata Sukhbaatar.
Temuan ini membantu terkuaknya asal usul bangsa Turki di masa Mongolio kuno. Mereka diperkirakan tersebar di sekitar Pegunungan Altai meliputi Siberia, di Rusia, dan Mongolia, Tiongkok, serta Kazakhstan.
Sumber: mirror.co.uk
Advertisement
Dian Sastro Pakai Pin One Piece di Toronto Film Festival, Gunakan Fashion untuk Kritik?
Momen Demonstran Nepal Bantu Evakuasi Istri Disabilitas yang Ditinggal Kabur Suami Menteri
6 Komunitas Lari di Jabodetabek, Tempat Kumpul Seru Para Runner
Curhat Dokter Sering Temui Pasien `Overdosis` Seblak dan Mi Pedas Ekstrem
Bali Banjir Ekstrem, Nana Mirdad Ungkap Seperti Tsunami Kecil
Video Sri Mulyani Menangis di Pundak Suami Saat Pegawai Kemenkeu Nyanyikan `Bahasa Kalbu`
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Pakai AI Agar Tak Khawatir Lagi Salah Pilih Warna Foundation
Siap-Siap Adu Cepat! Begini Cara Menangin Promo Flash Sale Rp99
Keren! Geng Pandawara Punya Perahu Ratusan Juta Pengangkut Sampah
Momen Demonstran Nepal Bantu Evakuasi Istri Disabilitas yang Ditinggal Kabur Suami Menteri
6 Komunitas Lari di Jabodetabek, Tempat Kumpul Seru Para Runner