Sistem Pensiun Indonesia Setara Spanyol dan Italia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 21 Oktober 2020 07:13
Sistem Pensiun Indonesia Setara Spanyol dan Italia
Fitur-fitur sistem pensiun di Indonesia dinilai sudah bagus.

Dream – Sistem pensiun Indonesia menempati peringkat keempat di Asia dan ke-30 di seluruh dunia, berdasarkan laporan tahunan Mercer CFA Institue Global Pension Index ke-12. Indonesia berada di bawah rata-rata global.

Presiden Direktur Mercer Indonesia, Bill Johsnton, mengatakan nilai indeks Indonesia secara keseluruhan pada tahun ini sebesar 51,4 dan turun dari 2019 yang sebesar 52,2.

Penurunan ini disebakan oleh penurunan net replacement rate—perbandingan pendapatan beersih saat pensiun dengan sebelum pensiun, dan perubahan usia harapan hidup.

Di antara semua subindeks, Indonesia meraih skor tertinggi untuk integritas (68,7), kecukupan (45,7), dan keberlanjutan (45,6).

“ Indonesia berada di bawah rata-rata global untuk ketiga subindeks, yaitu 60,8 untuk kecukupan, 50 keberlanjutan, dan 71,3 untuk integritas,” kata Johnston dalam konferensi pers “ Laporan Mercer-CFA Institute Global Pension Index 2020”, Selasa 20 Oktober 2020.

Dia melanjutkan, Indonesia bertahan di grade C. Artinya, sistem pensiunnya dilengkapi dengan beberapa fitur yang bagus. Akan tetapi, ada risiko yang harus diatasi.

“ Indonesia berada di grade yang sama dengan negara-negara maju, seperti Korea Selatan, Italia, dan Spanyol,” kata Johnston.

1 dari 2 halaman

Siapa Peraih Skor Tertinggi?

Johnston mengatakan, Belanda meraih skor tertinggi (82,6) dan mempertahankan posisi teratas di grade A- secara keseluruhan. Ini terjadi meskipun ada reformasi pensiun yang terjadi di negara itu. Thaland memiliki indeks terendah, yaitu 40,8.

Untuk setiap sub-indeks, skor tertinggi dicapai oleh Belanda untuk kecukupan (81,5), Denmark untuk keberlanjutan (82,6), dan Finlandia untuk integritas (93,5). Skor terendah adalah Meksiko untuk kecukupan (36,5), Italia untuk keberlanjutan (18,8), dan Filipina untuk integritas (34,8).

 

2 dari 2 halaman

Kontribusi Pensiun Swasta Harus Lebih Didorong

Indonesia menempati peringkat ke-23 untuk subindeks keberlanjutan yang mengukur kemampuan suatu sistem member manfaat pada masa mendatang.

Kemudian, negara ini menduduki peringkat ke-25 untuk subindeks integritas yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti regulasi, tata kelola, komunikasi, dan biaya operasional, serta ke-33 untuk sub-indeks kecukupan yang melihat manfaat, desain sistem, tabungan, dan kepemilikan rumah di antara faktor-faktor lainnya untuk menentukan kemampuan memiliki pendapatan pensiun yang memadai.

Untuk memperkuat skor Indonesia, Johnston mengatakan, ada kebutuhan untuk memperluas jangkauan karyawan dan pekerja mandiri. Kontribusi pensiun swasta memerlukan lebih banyak dukungan dan perubahan kebijakan.

Perbaikan skor untuk sistem pensiun ini juga bisa dilakukan untuk mengurangi kebocoran tabungan pensiun sebelum masa pensiun. Misalnya, membatasi akses pencairan BPJS Ketenagakerjaan dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

“ Lainnya, memperbaiki tata kelola rencana pensiun dan transparansi untuk meningkatkan kepercayaan peserta dan masyarakat,” kata dia. 

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More