Soal Rumah Pensiun Jokowi, Sri Mulyani: Tidak Ada yang Kontroversial

Reporter : Okti Nur Alifia
Selasa, 20 Desember 2022 10:00
Soal Rumah Pensiun Jokowi, Sri Mulyani: Tidak Ada yang Kontroversial
Bendahara negara ini memastikan rumah yang telah dipersiapkan untuk Jokowi sudah sesuai aturan dan tidak ada yang kontroversial.

Dream - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tak menyoal tentang rumah yang disiapkan negara untuk mada pensiun Presiden Joko Widodo.

Bendahara negara ini memastikan rumah yang telah dipersiapkan untuk Jokowi sudah sesuai aturan dan tidak ada yang kontroversial. Menurutnya, hal yang menimbulkan kegaduhan karena untuk pertama kalinya rumah untuk mantan presiden berlokasi di luar Jakarta.

" Tidak ada yang kontroversial. Hanya dulu biasanya (rumah mantan) presiden itu lokasinya di Jakarta. Kalau beliau kan di luar Jakarta," kata Sri Mulyani di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin 19 Desember 2022.

Menurut Sri Mulnyani, hadiah rumah yang diberikan sudah sesuai Undang-Undang Nomor 7 tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden Serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden RI.

" Kalau itu kan sudah ditetapkan lokasinya beliau. Diestimasi sesuai proses dalam peraturan," lanjutnya.

1 dari 2 halaman

Diketahui negara akan memberikan sebuah rumah kepada Presiden Jokowi yang berlokasi di Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Luas rumah untuk Jokowi berdiri di atas lahan sekitar 2.000-3.000 meter persegi.

Sri Mulyani juga menejelaskan, rumah untuk Jokowi tidak akan ada perbedaan dengan rumah yang diberikan kepada presiden sebelumnya. Hanya saja memang akan ada hal-hal yang dari sisi nilainya dikomparasikan dengan lokasi rumah di luar Jakarta.

" Nilainya juga akan tetap tidak ada perbedaan," kata dia.

2 dari 2 halaman

Perihal anggaran, lanjut Sri Mulyani, rumah untuk presiden nantinya akan masuk dalam alokasi anggaran bendahara umum. Namun dia enggan membeberkan berapa nilai yang disiapkan untuk rumah tersebut.

" Itu anggaran di dalam bendahara umum negara dan nilainya kan enggak sangat itu (tinggi). Artinya sudah terbiasa dengan presiden dan wapres (sebelum-sebelumnya)," pungkasnya.

Sumber: Merdeka.com

Beri Komentar