Ilustrasi
Dream - Inovasi produk investasi syariah terus masuk ke ranah-ranah tak biasa. Sebuah pemikiran ekstrim bahkan meyakini surat utang berbasis Islami ini bisa memberantas penyebaran penyakit menakutkan, Ebola.
Pekan lalu, produk surat utang syariah untuk program imunisasi telah berhasil menghimpun dana US$ 500 juta. Sukuk ini merupakan produk investasi organisasi nirlaba yang berhasil menghimpun dana dalam jumlah besar.
Sukuk dari International Finance Facility for Immunisation Co (IFFIm) dengan melibatkan Bank Dunia bertindak sebagai pengelola dana, menjadi pendobrak dari bisnis normal keuangan Islami.
IFFIm yang didukung sembilan donatur termasuk Inggris dan Perancis kabarnya akan menggunakan sukuk ini untuk membiayai proyek internasional untuk vaksinasi dan imunisasi (Global Alliance for Vaccines and Immunisation/GAVI).
" Ini pasar alami untuk kita. Jenis investasi yang melibatkan tanggungjawab sosial ini sangat berkaitan erat dengan prinsip keuangan Islami," kata pejabat IFFIm, Rene Karsenti seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa, 9 Desember 2014.
Penerbitan sukuk membantu IFFIm mendiversifikasi basis investor sekaligus mengamankan persaingan harga. Tak hanya itu, program sukuk juga membantu memperkenalkan aktivitas GAVI diantara negara-negara mayoritas muslim.
Karsenti berharap penerbitan sukuk mendorong organisasi nirlaba untuk mempertimbangan model pembiayaan baru. Sementara negara Timur Tengah diharapkan bisa ikut terlibat menjadi donatur GAVI.
Didirikan pada 2000, GAVI selama ini menjadi organisasi yang membiayai program imunisasi di 73 negara. Separuh dana investasi GAVI diarahkan di 33 negara mayoritas muslim seperti Yaman, Mali, dan Indonesia.
" Sukuk bukan hal baru namun apa yang baru dari produk ini adalah kaitannya sebagai salah satu alat untuk menciptakan tanggungjawab sosial," katanya.
Program penerbitan obligasi yang oleh IFFIm selama ini bertujuan mendorong model baru penghimpunan dana masarakat untuk program imunisasi. Surat utang ini pertama dirilis pada 2006 di pasar Jepang dan Australia dengan dana terhimpun US$ 5 miliar.
IFFIm yang mendapat rating AA dari Standard & Poor's, berhasil memikat pembeli sukuk hingga US$ 700 juta. Sebanyak 85 persen penawar merupakan investor baru yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah dan Asia.
Meski terbatas di pasar sekunder, rating surat utang IFFIm telah berhasil menarik perhatian lembaga keuangan syariah dimana 74 persen bank ikut ambil bagian. (Ism)
Advertisement
Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau
