Tanggapan Dirut Garuda Indonesia Soal Wacana Merger dengan Pelita Air

Reporter : Okti Nur Alifia
Rabu, 23 Agustus 2023 17:36
Tanggapan Dirut Garuda Indonesia Soal Wacana Merger dengan Pelita Air
Kabar ini sebelumnya diungkap Menteri BUMN Erick Thohir.

Dream - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra menyambut positif rencana penggabungan usaha (merger) Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air. Kabar ini sebelumnya diungkap Menteri BUMN Erick Thohir.

Irfan mengatakan, rencana merger tersebut masih dalam tahap awal. Pihaknya tengah mengeksplorasi secara mendalam atas berbagai peluang sinergi bisnis untuk mengoptimalkan aspek profitabilitas kinerja. Juga untuk memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia.

" Dapat kami sampaikan bahwa hingga saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif," kata Irfan dikutip dari Merdeka.com, Rabu, 23 Agustus 2023.

1 dari 4 halaman

Rencana merger tersebut menjadi sinyal positif, lanjut Irfan bagi upaya penguatan fundamental kinerja Garuda Indonesia. Khususnya pasca-restrukturisasi yang terus dioptimalkan melalui berbagai langkah akseleratif transformasi kinerja bersama pelaku industri aviasi Indonesia.

" (Merger) tersebut menjadi sinyal positif bagi penguatan fundamental kinerja perusahaan khususnya pasca restrukturisasi," ujar Irfan.

Terkait tindak lanjut penjajakan yang lebih spesifik atas realisasi rencana strategis tersebut, pihaknya akan terus menginformasikan secara berkelanjutan kepada publik.

2 dari 4 halaman

Erick Thohir Akan Merger Maskapai Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air, Kenapa?

Dream - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, berencana melakukan penggabungan usaha (merger) tiga maskapai pelat marah Tanah Air, yakni Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air.

" Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda, merger untuk menekan cost," kata Erick dalam keterangannya, dikutip dari Merdeka.com, Selasa 22 Agustus 2023.

Alasan dari merger tersebut adalah bagian dari proses efisiensi untuk menekan biaya logistik. Bagi Erick, efisiensi di tubuh BUMN terus menjadi agenda utama pada perusahaan-perusahaan milik negara yang ia pimpin.

" Setelah melakukan rangkaian program efisiensi pada empat Pelindo," ungkap Erick.

3 dari 4 halaman

Indonesia Masih Kekurangan Pesawat karena Biaya Logistik

Erick mengungkapkan, Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat dalam bisnis penerbangan, salah satu penyebabnya karena mahalnya biaya logistik.

Perhitungan itu diperoleh dari perbandingan antara Amerika Serikat dan Indonesia. Di Amerika Serikat, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik dengan pangsa pasar 300 juta populasi.

Di Negeri Paman Sam, rata-rata GDP (pendapatan per kapita) mencapai US$40.000. Sementara di Indonesia, dengan 280 juta penduduk memiliki GDP US$4.700.

" Itu berarti Indonesia membutuhkan 729 pesawat. Padahal sekarang, Indonesia baru memiliki 550 pesawat. Jadi perkara logistik kita belum sesuai," ujar Erick.

4 dari 4 halaman

Melalui rencana merger tersebut, dia berharap biaya logistik di Indonesia terus menurun. Sehingga semakin meningkatkan daya saing dunia bisnis dalam negeri.

" BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari 4 (perusahaan) menjadi 1. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," ucap Erick.

Beri Komentar