Bagaimana Caranya Orang Kaya Zaman Now Memamerkan Kekayaannya? (Foto: Shutterstock)
Dream – Definisi kemewahan rupanya telah bergeser. Perubahan makna kemewahan tidak hanya bagaimana seseorang membelanjakan uangnya, tapi juga cara mereka melakukannya.
Dikutip dari Business Insider, Sabtu 14 September 2019, firma Wealth-X menemukan dua perwujudan berbeda tentang kemewahan. Pertama, tentang memilik produk-produk mewah dengan hanya sekali 'klik'. Sementara lainnya menekankan pada 'pengalaman mantra'.
Firma tersebut menganalisis kebiasaan belanja dan pilihan jutawan dengan kekayaan bersih sekitar US$1 juta—US$30 juta. Hasil analisa itu menunjukkan terjadi perubahan cara orang kaya memamerkan kekayaan mereka berbeda dari generasi sebelumnya.
Orang-orang kaya sering membeli barang mewah secara online. Perkembangan teknologi melahirkan situs-situs yang menyediakan barang-barang mewah. Misalnya, situs Net-a-Porter, Farfetch, dan Moda Operandi, yang menjual barang-barang desainer.
Kalau dulu, orang-orang kaya menunjukkan kekayaan dengan berlian, mobil Lamborghini, atau jam tangan Rolex yang berkilauan. Kini, orang-orang menunjukkan kemewahan dengan membeli barang-barang yang bisa diinvestasikan, seperti tas Goyard—salah satu tas mewah perusahaan Paris.
Tentu saja, fesyen mewah tetap digemari dan menjadi salah satu cara bagaimana orang-orang kaya membelanjakan uang-uangnya.
Wealth-X Vice President, Mike Phillips, membeberkan generasi X dan Y masih sering membeli barang-barang mewah di toko. Namun, ada juga yang berusaha menghindarinya untuk terlihat elegan.
Hal ini berbeda dengan generasi Z. Generasi Z kurang begitu loyal terhadap satu merek. Mereka cenderung mencari sesuatu yang baru untuk menunjukkan nilai pribadi dan gairah merek.
Lagipula orang-orang kaya zaman sekarang lebih suka melihat nilai daripada brand suatu barang. “ Kalau saya pilih ini, apa nilai yang akan saya dapat?” kata Phillips.
Dream – Kita semua pernah melihat atau berjumpa dengan ular, entah itu disengaja atau tidak. Meskipun sebagian orang geli hewan melata ini, ular mendapatkan tempat di hati para pecinta reptil.
Selain penampakannya yang eksotis, ular bisa memiliki nilai yang sangat tinggi. Contohnya, piton biru ini.
Dikutip dari World of Buzz, nilai ular langka ini bukan lahi hitungan jutaan rupiah atau ratusan juta. Jenis ular piton biru bisa laku terjual seharga miliaran rupiah, malah setara dengan harga satu unit mobil Rolls Royce Phantom.
Ular sanca biru ini tergolong langka. Di pasar, harganya mencapai 1,8 juta ringgit (Rp6,1 miliar). Sanca itu memiliki warna yang benar-benar biru atau biru sebagai warna sekundernya.
Spesies piton ini bisa ditemukan di pulau-pulau Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.
Di kalangan pecinta reptil, ular sanca biru ini menjadi primadona. Kalau tak bisa mendapatkannya sebagai hewan peliharaan, kamu bisa memilih sanca hijau yang sama cantiknya.
Kalau kamu ingin memiliki ular seharga mobil Rolls Royce, pastikan membelinya dari peternak ular yang berkualitas baik. Pastikan juga kamu mendapatkan lisensinya.
Dream – Sebagian besar miliarder di Amerika seperti Bill Gates dan Warren Buffet dikenal sebagai donatur dan sering menyumbangkan uangnya ke berbagai tempat. Mereka juga dipuja dan dikagumi banyak orang.
Tapi, ada juga miliarder yang dibenci orang karena bisnisnya.
Miliarder itu adalah Keluarga Sacklers. Mereka adalah pemilik perusahaan obat, Purdue Pharma. Perusahaan itu memproduksi obat-obatan jenis opioid.
Produk itu disebut-sebut sebagai dalang meninggalnya ribuan warga Amerika Serikat. Keluarga itu dikucilkan oleh masyarakat. Bahkan, ada yang menolak sumbangan yang diberikan oleh keluarga Sacklers, menurut BBC.
Contohnya, National Portrait Gallery di Inggris menolak bantuan senilai Rp16 miliar untuk pengembangan museum. Ada juga Museum Solomon R Guggenheim di Manhattan, Amerika Serikat, menyebut takkan lagi menerima bantuan apa pun dari keluarga ini. Sekadar informasi, museum itu sudah menerima dana senilai total US$9 juta (Rp127 miliar).
Keluarga Sacklers memiliki kekayaan senilai US$13 miliar (Rp184,8 triliun), menurut Forbes. Keluarga itu mulai berbisnis di Brooklyn, New York, Amerika Serikat.
Arthur, Mortimer dan Raymond Sackler adalah dokter. Tiga bersaudara inilah yang membangun bisnis opioid awalnya. Pada awal 1950-an mereka membeli perusahaan obat-obatan, Purdue Frederick yang kemudian berubah menjadi Purdue Pharma.
Purdue Pharma kemudian menciptakan OxyContin, obat penghilang rasa sakit sejenis opioid yang kemudian dipasarkan di Amerika Serikat pada tahun 1996. Obat ini kemudian disalahgunakan dan dikonsumsi berlebihan oleh masyarakat Amerika Serikat dan menimbulkan kematian.
Menurut data Centres for Disease Control and Prevention, jumlah kematian dari overdosis opioid di Amerika Serikat meningkat hingga 2017 lalu dan mencapai lebih dari 70 ribu orang.
Jaksa Agung Massachusetts, Maura Healey, baru-baru ini merilis sejumlah dokumen yang berpotensi memberatkan dan menuduh keluarga Sackler.
Mereka dituduh menggunakan praktik pemasaran yang melenceng tentang opioid sebenarnya dan dianggap memberikan informasi dan persepsi yang salah pada masyarakat. Padahal opioid adalah obat yang harus digunakan berdasarkan resep dokter.
Dikabarkan minggu ini Komite Pengawasan DPR Amerika Serikat menyatakan telah melakukan riset terhadap manajemen Sacklers mengenai dokumen strategi pemasaran Purdue dalam menjual OxyContin.
(Sumber: Liputan6.com/Athika Rahma)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak