Ilustrasi Generasi Sandwich (Shutterstock)
Dream - Istilah sandwich generation atau generasi sandwich semakin banyak digunakan belakangan ini. Istilah ini pertama kali diperkenalkan tahun 1981 melalui jurnal karya Dorothy A. Miller, seorang profesor sekaligus direktur praktikum.
Generasi sandwich dapat diartikan sebagai kondisi dimana seseorang harus menanggung hidup tiga generasi, yakni orangtua, diri sendiri, serta anak.
Generasi ini muncul ketika ada orangtua yang tidak siap dengan keuangannya untuk membiayai hidup di masa pensiun sehingga harus mengandalkan anak-anak mereka.
Sulit untuk keluar dari kondisi tersebut, namun ada cara agar rantai generasi ini terputus dan tidak menurun kepada anak.
Head of Distribution Sales BNP Paribas, Andy Chandra, mengungkap solusi memutuskan rantai generasi sandwich, yaitu melalui investasi sejak dini.
" Kita harus mulai terlebih dahulu, enggak harus nanti. Kapan pun kita memiliki uang, kita harus mulai berpikir sebagian dari uang ini harus diinvestasikan," ujar Andy dalam acara Wealth Wisdom:Mindfully Recover di The Ritz-Carlton, Jakarta, Selasa 29 November 2022.
Investasi dapat menjadi solusi karena hasilnya bisa dirasakan di masa depan, sehingga dapat membantu para orangtua untuk memenuhi kebutuhan hidup di masa tua tanpa harus membebani anaknya.
Financial Planner dan Frugal Living Advocate, Samuel Ray, membagikan tips investasi sejak dini agar terhindar dari generasi sandwich.
“ Paling umum itu ada teori 50, 30, 20 untuk memulai investasi. Komposisinya 50 persen untuk kebutuhan utama, lalu 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk investasi,” jelas Samuel.
Menurutnya, salah salah satu jenis investasi yang ia percaya adalah saham. Samuel percaya dengan menanamkan saham di perusahaan lokal, kita juga dapat membantu menyejahterakan karyawan serta meningkatkan perekonomian Indonesia.
Laporan : Erdyandra Tri Sandiva