Foto: Instagram Susi Pudjiastuti
Dream - Di era serba digital seperti saat ini, perbedaan gender dalam dunia bisnis masih menjadi isu yang dianggap sensitif bagi sebagian orang, khususnya kaum perempuan. Namun, hal tersebut tidak berpengaruh pada Susi Pudjiastuti.
Menurut Susi, tekanan atau perasaan terintimidasi yang sering dialami oleh wanita di dunia kerja berasal dari pemikiran dirinya sendiri.
" Saya tidak pernah merasa dikucilkan atau terintimidasi, karena saya tidak membiarkan mindset saya bicara seperti itu. Jadi intinya berasal dari pemikiran kita sendiri," ujar mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI dalam acara Women's Economic Empowerment yang diselenggarakan Ternak Uang pada akhir pekan kemarin.
Harus diakui, lanjut Susi, wanita memiliki keterbatasan dalam kemampuan fisik. Tapi di sisi lain, wanita juga diberkati bakat yang jarang dimiliki oleh kaum laki-laki.
" Dari fisik, mungkin kita sebagai wanita kalah dari pria. Tapi dari intuisi atau diplomasi, kita punya kelebihan dalam hal tersebut. Intuisi dan diplomasi yang dilakukan wanita biasanya lebih efektif," imbuh wanita asal Pangandaran, Jawa Barat tersebut.
Oleh karena itu, meskipun secara akademik Susi hanya tercatat sebagai lulusan SMP saja, namun hal itu tidak mengurangi rasa kepercayaan dirinya untuk berkarir, setara dengan kaum laki-laki yang selama ini mendominasi di berbagai sektor bisnis.
Bermodalkan pengalaman puluhan tahun di berbagai sektor industri, Susi Pudjiastuti pun memberikan beberapa tips untuk memulai sebuah bisnis.
1. Jangan Gengsi
Sebagian orang mungkin merasa malu atau gengsi terhadap sebuah profesi atau pekerjaan. Padahal, gengsi itulah yang akan menjadi penghambat karir.
" Saya juga tidak habis pikir atau memiliki rencana akan menjadi seperti sekarang ini. Tapi dari dulu, saya tidak pernah pilih-pilih pekerjaan, memikirkan pekerjaan yang saya ambil ini kotor atau tidak, pantas atau tidak pantas," papar Susi.
2. Tidak Berorientasi Pada Uang
Ketika memulai sebuah bisnis, sebagian pengusaha awam mungkin akan langsung tertuju pada besaran keuntungan atau uang yang akan mereka dapatkan dari bisnis yang dijalankan. Tapi dari sudut pandang Susi Pudjiastuti, uang atau keuntungan adalah bonus dari sebuah bisnis.
" Yang saya pikirkan saat memulai bisnis adalah bagaimana caranya agar saya bisa hidup mandiri dengan sekuat tenaga, tidak berorientasi pada uang. Dulu saya hanya berpikir kerja dan kerja saja dengan baik. Uang akan datang dengan sendirinya," imbuh wanita kelahiran tahun 1965 itu.
3. Tidak Mudah Puas dan Suka Tantangan
Ketika orang sudah merasa sukses, biasanya mereka cenderung tidak ingin keluar dari zona nyamannya. Padahal menurut Susi, itu hanya akan menjadi batu sandungan yang baru baginya karena akan mematikan inovasi dan kreativitas.
" Jangan berhenti mencoba bidang baru. Saya pernah jualan sarang burung walet, dagang ikan, dan lain-lain. Setelah saya tidak jadi Menteri lagi, ditawari jadi presenter, Saya terima meskipun sudah tidak muda lagi," lanjutnya.
4. Sensitivitas
Sebagai pelengkap, Susi menerangkan bahwa sensitivitas merupakan kunci bagi seorang pebisnis .
" Sensitivitas sangat penting bagi seseorang untuk bertahan mengarungi kehidupan. Dengan sensitivitas, seseorang dapat beradaptasi dalam kondisi apapun," ucap Susi.
Advertisement
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Ada Mobil Listrik di Konser Remember November Vol.3 - Yokjakarta
75 Ucapan Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna dan Bisa Jadi Caption Media Sosial
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal