Toshiba Tutup Karena Jepang Kalah Proyek Kereta Cepat?

Reporter : Eko Huda S
Kamis, 4 Februari 2016 18:45
Toshiba Tutup Karena Jepang Kalah Proyek Kereta Cepat?
Dua perusahaan Jepang, Toshiba dan Panasonic, menutup pabrik mereka. Ribuan orang nganggur.

Dream - Dua produsen alat elektronik asal Jepang, Toshiba dan Panasonic, menutup pabrik mereka. Akibatnya, ribuan tenaga kerja di kedua pabrik itu kehilangan mata pencaharian.

Panasonic Lighting Indonesia (PLI) di Pasuruan, Jawa Timur, telah berhenti beroperasi sejak awal Januari. Sementara, Toshiba menutup pabrik mereka di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyebut ada 2.500 orang kehilangan pekerjaan.

Muncul rumor, yang menyebut bahwa penutupan kedua pabrik elektronik itu terkait dengan kegagalan Jepang dalam mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Penutupan pabrik-pabrik itu memang dilakukan setelah Indonesia memutuskan menjalin kerjasama dengan China untuk membangun kereta cepat itu.

Tapi, desas-desus itu ditepis oleh Istana. Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, menyatakan penutupan kedua pabrik itu tak terkait sama sekali dengan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, yang dikerjakan oleh BUMN China.

“ Kebetulan kemarin saya berbicara dengan manajemen mereka, intinya sebenarnya mereka bukan menarik tetapi memang karena adanya penurunan kapasitas sehingga melakukan relokasi, dan ini sebenarnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan kereta cepat ya,” kata Pramono, sebagaimana dikutip Dream dari laman setkab.go.id, Kamis 4 Februari 2016.

Menurut Pramono, kedua perusahaan itu akan merelokasi pabrik mereka ke Bogor. Sehingga, kedua perusahaan itu memberikan pilihan kepada tenaga kerjanya, apakah mau pindah ke tempat yang baru. Jika tidak bersedia, lanjut Pramono, kedua perusahaan itu akan menerima tenaga kerja baru.

China bukan satu-satunya negara yang memiliki proyek besar di Indonesia. Jepang juga memiliki sejumlah proyek yang nilainya hampir sama. “ Karena di beberapa hal yang nilainya, value-nya, hampir sama dengan nilai kereta cepat mereka juga mengerjakan.”

“ Misalnya di project electricity, kemudian nanti di perhubungan. Sehingga sama sekali tidak ada hubungan urusan kereta cepat,” tambah Pramono.

Dia mengaku sudah mendapat konfirmasi langsung. “ Kemarin malah mereka yang menelpon karena untuk dilaporkan kepada bapak presiden,” jelas Pramono.

Beri Komentar