Dream - Meski pandemik Covid-19 sudah lama berlalu, kebiasaan masyarakat Indonesia berbelanja online tak pernah hilang, bahkan makin meningkat.
Bank Indonesia (BI) mencatat, transaksi e-commerce hanya pada Oktober 2023 saja mencapai Rp42,2 triliun dengan 361,54 juta transaksi.
kata Gubernur Bank Inodonesia Perry Warjiyo dikutip dari Merdeka.com, Jumat, 24 November 2023.
Perry menyebut, harga barang yang cenderung murah di e-commerce mendukung upaya pengendalian inflasi, khususnya harga-harga barang untuk kebutuhan sehari-hari seperti fesyen, produk perawatan pribadi, makanan, minuman, dan barang elektronik.
kata Perry.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan produk fesyen, perawatan pribadi dan kosmetik, serta kebutuhan rumah tangga dan kantor menjadi kategori terbesar dalam transaksi di e-commerce.
kata Fili.
Perry mengatakan, transaksi e-commerce meningkatkan percepatan perputaran uang, sehingga mendongkrak efisiensi dan produktivitas.
" Sebab dahulu, kalau orang belanja perlu keluar dan ke toko. Itu volume transaksinya perlu waktu. Sedangkan ini (e-commerce) bisa lebih cepat sehingga perputaran uang tidak hanya transaksi tapi juga antara pembeli dan penjual terjadi lebih cepat," kata Perry.
Menurutnya, manfaat digitalisasi juga mendorong ekonomi karena perputaran transaksi bisa lebih cepat, perputaran uang antara pembeli, penjual dan institusi keuangan lebih cepat, serta bisa mendukung penurunan inflasi.
Apalagi dengan adanya sistem pembayaran melalui QRIS dan BI fast, yang dapat menyelesaikan transaksi dengan cepat.
“Sedangkan bila melalui gerbang pembayaran nasional (GPN), memang penyelesaian transaksi memerlukan waktu. Sehingga itu kenapa kami akan mengintegrasikan keduanya," kata Perry.