Tutup Bisnisnya di Rusia, Shell Terancam Rugi Rp71,7 Triliun

Reporter : Alfi Salima Puteri
Jumat, 8 April 2022 17:34
Tutup Bisnisnya di Rusia, Shell Terancam Rugi Rp71,7 Triliun
Shell mendapat tekanan untuk memutus kerja sama itu karena adanya invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Dream - Setelah banyak perusahaan besar menutup bisnisnya di Rusia, kini giliran raksasa minyak Shell yang mengumumkan akan memutus kerja sama dengan Negeri beruang Merah itu. Dengan keputusan itu, perusahaan memproyeksi mengalami kerugian hingga US$ 5 miliar atau setara Rp71,7 triliun.

Dikutip dari BBC, Jumat 8 April 2022, Shell memiliki kerja sama dengan Rusia untuk membeli minyak murah dari negara itu. Namun, Shell mendapat tekanan untuk memutus kerja sama itu karena adanya invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

Sebelumnya, Shell mendapat kritik ketika membeli minyak mentah Rusia dengan harga murah tak lama setelah perang dimulai. Menanggapi kemarahan, perusahaan meminta maaf dan berjanji untuk berhenti membeli minyak dari Rusia.

1 dari 2 halaman

Shell mengatakan akan menelan biaya antara US$ 4-5 miliar untuk memutuskan hubungan dengan Rusia. Meski akan memutuskan kerja sama, Shell menjelaskan tidak memutus kontrak yang telah diteken sebelum terjadinya perang.

" Shell tidak memperbarui kontrak jangka panjang untuk minyak Rusia, dan hanya akan melakukannya di bawah arahan pemerintah yang eksplisit, tetapi kami secara hukum berkewajiban untuk menerima pengiriman minyak mentah yang dibeli berdasarkan kontrak yang ditandatangani sebelum invasi," kata Shell.

Sebagai bagian dari rencana hengkangnya Shell dari Rusia, perusahaan akan melepas 27,5 persen saham di fasilitas gas alam cair Rusia, melepas 50 persen saham di proyek ladang minyak di Siberia, dan mengakhiri usaha patungan energi.

2 dari 2 halaman

Ini juga akan mengakhiri keterlibatannya dalam pipa Nord Stream 2 antara Rusia dan Jerman, yang telah ditunda oleh para menteri di Berlin.

Saat ini, harga minyak melonjak. Hal itu disebabkan karena perang Rusia dan Ukraina. Rusia merupakan salah satu eksportir minyak mentah terbesar di dunia dan kekhawatiran pasokan akan terganggu karena konflik.

Beri Komentar