Foto: Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Untuk membahagiakan sang anak, biasanya orangtua membelikan berbagai macam mainan. Bagi anak, bermain berarti belajar.
Permainan anak sendiri terbagi menjadi dua, yaitu close-ended play dan open-ended play. Kedua hal itu dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Meski memiliki manfaat berbeda untuk perkembangan si kecil, tapi close-ended play dan open-ended play harus dilakukan secara seimbang.
Close-ended play adalah permainan yang memiliki struktur dan tujuan yang jelas dalam memainkannya. Contohnya buku, puzzle, permainan kartu, dan lain sebagainya yang dapat memberi efek anak menjadi fokus, berusaha menguasai permainan, belajar untuk suportif, dan memahami aturan.
Sedangkan open-ended play adalah permainan yang membebaskan anak untuk berimajinasi. Tidak ada batasan dalam cara dan apa yang harus dilakukan anak dalam memainkannya.
Open-ended play bisa dilakukan buah hati untuk mengeksplorasi alam, bermain lego, balok susun, magnetic tiles, miniatur hewan, bermain peran, playdough, dan berkreasi dengan berbagai alat tulis.
Dalam artikel ini, Dream yang berkolaborasi dengan Komunitas Ibu Punya Mimpi mencoba mengupas tentang sederet manfaat open-ended play yang dapat Sahabat Dream terapkan ke buah hati.
Memberi ruang untuk anak bereksplorasi untuk meningkatkan kreativitas dan bermain dengan imajinasinya. Saking kreativitasnya, sampai-sampai orangtua tidak habis pikir dengan apa yang mereka lakukan.
2. Mengajarkan Anak Cara Menyelesaikan Masalah
Saat bermain, anak akan berusaha keras untuk mewujudkan imajinasi di otak mereka. Ketika gagal, mereka akan terus mengulang sambil mengidentifikasi kesalahan yang mereka lakukan.
3. Membuat Anak Mandiri dan Percaya Diri
Dalam open-ended play, anak berperan sebagai perencana dan eksekutor. Mereka tak ingin ada orang lain yang ikut campur dalam perencanaannya.
Dengan cara itu, anak menjadi lebih percaya diri seakan dirinya mengucapkan, " Ah, aku bisa melakukannya!" .
Salah satu permainan yang memotivasi anak untuk banyak berbicara adalah memainkan peran. Imajinasi dan kosa kata anak akan berkembang cepat, begitu pula kemampuan mereka dalam mengekspresikan emosi.
5. Menstimulasi Kemampuan Sensorik dan Motorik Anak
Bermain dengan playdough dan material di alam akan membuat anak terbiasa dengan berbagai tekstur. Stimulasi ini membuat sensori anak berkembang dengan baik.
Begitu juga dengan berlari, melompat, dan berjalan ke sana-sini akan menguatkan otot anak.
Bermain membuat anak perlahan beradaptasi dengan tempat ia berada. Sering kali khawatir anak melakukan hal berbahaya, namun sebagai orangtua cukup perhatikan dari jauh sampai mana mereka bereksplorasi permainan yang sedang dimainkan.
Sumber: Canr.msu edu & ncbi.nlm
Tulisan ini merupakan kolaborasi Dream.co.id dengan Komunitas Ibu Punya Mimpi (IPM). Untuk tulisan di atas adalah karya Yuliani Tri Puspitaningrum.
Kirimkan info kegiatan komunitas kamu ke komunitas.dream@kly.id, den
1. Lampirkan portofolio/ceritakan tentang komunitas kamu
2. Sertakan link blog/akun media sosial
3. Berikan alasan komunitas kamu ingin berkolaborasi dengan Dream.co.id
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR