Dream - Fenomena joki strava beberapa hari lalu viral sosial media. Memakai istilah dari aplikasi layanan pelacakan kebugaran dan olahraga, para pengguna joki menyewa orang lain menjalankan aktivitas olahraga seperti sepeda dan lari.
Lewat jasa joki tersebut yang merekam aktivitas saat berolahraga lari atau sepedanya dalam aplikasi, si penyewa akan mendapatkan hasil seperti tangkapan layar (screenshot) untuk dipamerkan seolah-olah dirinya yang menjalan olahraga tersebut.
Penyewa biasanya akan mengunggah ke sosial media untuk memamerkan capaian lari atau bersepedanya untuk mendapatkan perhatian dari follower.
Ada juga yang menyewa jasa Joki Strava karena tuntutan persyaratan mengii lomba tertentu.
Menanggapi fenomena tersebut, empat founder Komunitas SELARI yaitu Captain Stevano N, Dodi Pradigdo, Agnes Yuliavitriani dan Irham Syakur sepedapat bahwa pengguna joki Strava sebenarnya hanya ingin menunjukkan eksistensi berupa konten di sosial media.
ujar para founder Selari kepada Dream, Jumat 26 Juli 2024.
Namun anggapan olahraga lari disebut sebagai ajang flexing atau pamer diri dan harus mendapat validasi, para founder Selari mempunya pandangan berbeda.
Menurut founder SELARI ini, anggapan lari bagian dari flexxing tergantung kepada pribadi si pelari masing-masing. Namun bagi SELARI, olahraga lari yang dijalani masyarakat kebanyakan karena adanya kebutuhan untuk hidup sehat dan bugar.
Advertisement