Jemaah Haji Indonesia (kemenag.go.id)
Dream - Penyelenggaraan ibadah haji 2018 memang masih berlangsung. Meski demikian, Kementerian Agama telah mempersiapkan delapan inovasi untuk meningkatkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji tahun depan.
“ Pertama, fast track (jalur cepat) imigrasi, akan diberlakukan kepada seluruh jemaah di 13 embarkasi,” ungkap Menteri Agama, Lukman hakim Saifuddin, dkutip dari laman haji.kemenag.go.id, Kamis 30 Agustus 2018.
“ Konfigurasi manifest di pesawat sudah diatur, berdasarkan regu dan rombongan, tidak diserahkan kepada daerah,” tambah dia. Kebijakan pengaturan sejak awal itu dilakukan agar jemaah tidak terpecah saat memasuki jalur cepat imigrasi.
Inovasi ke dua, sistem sewa hotel di Madinah seluruhnya akan menggunakan full musim. Langkah ini diharapkan bisa mengatur dan memastikan penempatan jemaah sejak awal. “ Kita mulai berusaha meminimalkan ketergantungan dengan majmuah,” imbuh Lukman.
Ke tiga, terkait dengan Armuzna. Tahun ini jumlah tenda sangat terbatas bahkan ada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang mengkapling tenda. Sehingga diperlukan kejelasan dan ketegasan petugas. “ Kedepan tenda harus ada nomor, sehingga tidak ada lagi saling klaim,” tutur dia.
Ke empat, revitalisasi Satuan Tugas Operasional Armuzna. “ Tahun depan menggunakan pemetaan yang jelas, kualifikasi, komposisi dan jumlah petugas setiap pos,” kata Lukman.
Kelima, jemaah memerlukan panduan untuk mempermudah ibadah haji. Panduan itu bisa dibuat dengan pendapat yang paling mudah, yang penting ada dasarnya. “ Ibadah haji semestinya dipermudah, jangan dipersulit,” jelas dia.
Sementara, inovasi ke enam adalah mengintensifkan sistem laporan haji terpadu. Pelaporan dengan cara manual harus segera ditinggalkan. Semua pelaporan harus berbasis aplikasi. “ Sistem informasi harus terintegrasi dengan kloter maupun non-kloter,” tambahnya.
Ke tujuh, strukturisasi kantor daerah kerja (daker). “ Kantor daker harus segera bisa dioptimalkan dengan sistem layanan terpadu sehingga setiap orang dapat terlayani dengan baik,” ingat Menag.
Sedangkan, inovasi ke delapan kesehatan harus diperhatikan dari hulu. “ Saya ingin rekam kesehatan jemaah terintegrasi dengan sistem aplikasi terpadu, juga monitoring kesehatan jemaah haji sejak awal dilakukan,” ujar Lukman.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib