Penerbangan Jemaah Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Garuda Indonesia Gagal

Reporter : Editor Dream.co.id
Rabu, 22 Mei 2024 17:56
Penerbangan Jemaah Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Garuda Indonesia Gagal
Kemenag mencatat masih terjadi sejumlah persoalan penerbangan Garuda Indonesia pada fase pemberangkatan jemaah haji ke Madinah.

1 dari 11 halaman

Penerbangan Jemaah Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Jemaah Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Garuda Indonesia Gagal © Kronologi Pesawat Garuda Indonesia Angkut Jemaah Haji Makassar Terbakar di Udara 2024 maverick

2 dari 11 halaman

Dream - Kementerian Agama (Kemenag) menilai manajemen Garuda Indonesia gagal dalam memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji fase pemberangkatan yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.


Kemenag mencatat masih terjadi sejumlah persoalan penerbangan Garuda Indonesia pada fase pemberangkatan jemaah haji ke Madinah.

3 dari 11 halaman

Meski teguran tertulis sudah dilayangkan pada 16 Mei 2024, Kemenag merasa belum ada perbaikan layanan secara signifikan.


“Kami mencatat banyak persoalan yang terjadi dalam sepekan terakhir penerbangan jemaah haji Indonesia. Kami melihat performa Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk. Kami sudah sampaikan teguran tertulis, tapi belum ada perbaikan signifikan. Kami melihat manajemen garuda gagal dalam memberikan layanan terbaik untuk jamaah haji,” ujar Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie, Rabu 22 Mei 2024.

4 dari 11 halaman

© Dream

Dijelaskan Anna, Kementerian Agama mencatat ada sejumlah persoalan pada penerbangan jemaah haji Indonesia yang sudah berlangsung sejak 12 Mei 2024.

5 dari 11 halaman

Pertama, kerusakan mesin pesawat di Embarkasi Makassar. Sayap kanan pesawat Garuda Indonesia mengeluarkan api pada saat take off penerbangan jemaah kelompok terbang (kloter) lima Embarkasi Makassar UPG-05.


“Kondisi ini berdampak domino pada keterlambatan sejumlah penerbangan setelahnya,” tutur Anna.

6 dari 11 halaman

Kedua, keterlambatan penerbangan. Ontime performance (OTP) Garuda Indonesia juga sangat buruk. Kemenag mencatat, prosentase keterlambatan keberangkatan pesawat Garuda Indonesia sangat tinggi mencapai 47,5%.


“Dari 80 penerbangan, 38 di antaranya mengalami keterlambatan. Bahkan ada keterlambatan sampai 3 jam 50 menit. Kalau ditotal, keterlambatan itu mencapai 32 jam 24 menit. Ini tentu sangat disayangkan,” tegas Anna.

7 dari 11 halaman

Ketiga, pecah kloter. Perencanaan Garuda Indonesia juga meleset. Pecah kloter yang awalnya diperkirakan hanya akan terjadi satu kali, ternyata terjadi beberapa kali.


“Salah satunya pecah kloter dialami UPG-06 karena Garuda tidak bisa menggantikan pesawat yang mesinnya rusak dengan jenis pesawat yang sama,” ujar Anna.

8 dari 11 halaman

© Dream

“Kami mencatat sampai hari ini sudah ada empat penerbangan yang pecah kloter. Maksudnya, satu kloter jemaah tidak bisa diterbangkan secara bersama-sama,” imbuhnya.

9 dari 11 halaman

Menurut Anna, potensi ini masih bisa bertambah jika tidak dimitigasi dengan baik karena masa penerbangan jemaah ke Tanah Suci masih akan berlangsung hingga 10 Juni mendatang.


Keempat, tas kabin dan kursi roda jemaah tidak terbawa. Peristiwa ini dialami oleh penerbangan jemaah kloter 28 Embarkasi Solo (SOC 28). Ada 11 kursi roda dan 120 koper kabin yang tidak terangkut.

10 dari 11 halaman

Akibatnya jemaah dan petugas mencari-cari setelah mereka mereka mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.


“Ini bahkan tidak ada informasi dari Garuda. Padahal petugas haji pontang panting terus mencarinya. Belakangan kita tahu bahwa 11 kursi roda dan 120 koper kabin itu tidak terbawa dan baru diterbangkan bersama pesawat yang memberangkatkan kloter 33 Embarkasi Solo atau SOC 33,” ungkap Anna.

11 dari 11 halaman

“Ini jelas merugikan jemaah SOC 28. Garuda harus meminta maaf dan memberikan kompensasi langsung kepada jemaaah. Garuda harus segera melakukan perbaikan ke depan,”

Beri Komentar