Makam Mbah Bungkul (ngeluyuran.blogspot.com/)
Dream - Salah satu tempat wisata religi di Kota Surabaya adalah makam Mbah Bungkul. Tempat itu selalu ramai dikunjungi para peziarah. Terutama menjelang bulan Ramadan. Tak hanya dari Surabaya, orang-orang yang datang ke kuburan itu juga banyak dari luar kota.
Tokoh Mbah Bungkul memang masih menyimpan banyak misteri. Sebab tak banyak penelitian yang menguak sosok ini. Kisah-kisahnya kebanyakan berasal dari cerita rakyat.
Nama Mbah Bungkul ditemukan pada Babad Ngampeldenta, yang ditulis lebih dari seabad silam. Naskah itu kini terdapat di Yayasan Panti Budaya Yogyakarta. Selain itu, nama Mbah Bungkul juga ada dalam Babad Risakipun Majapahit Wiwit Jumenengipun Prabu Majapahit Wekasan Dumugi Demak Pungkasan.
Sejarawan asal Belanda, GH Von Faber, juga mengakui kesulitan melacak tokoh ini. Pada bukunya, Oud Soerabaia terbitan 1931, Faber mengatakan tokoh ini diliputi oleh misteri. Siapapun yang berusaha menguak akan celaka. Meski demikian, banyak juga kisah-kisah soal Mbah Bungkul di tengah masyarakat.
Sebuah kisah menyebut Mbah Bungkul dulu bernama Empu Supa, tokoh masyarakat semasa Kerajaan Majapahit di abad XV. Tokoh ini disebut-sebut punya andil dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa, khususnya di sekitaran Surabaya.
Mbah Bungkul masuk Islam setelah bertemu dengan Raden Rahmad alias Sunan Ampel. Pertemuan keduanya terjadi saat Sunan Ampel singgah ke Desa Bungkul saat melakukan perjalanan dari Trowulan, Ibukota Majapahit, menuju Kalimas di Ampel Denta.
Sekarang, tak ada nama Desa Bungkul. Tapi konon desa itu masih masuk dalam peta Surabaya pada tahun 1800-an. Dan sekarang makam Mbah Bungkul sendiri terletak di Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Surabaya.

Peziarah Makam Mbah Bungkul.
Sumber foto: www.griyacitraasri0707.blogspot.com
Terlepas siapa sebenarnya Mbah Bungkul, yang jelas para peziarah yakin tokoh dalam makam itu merupakan penyebar Islam di tanah Jawa. Sehingga, mereka berziarah ke makam Mbah Bungkul untuk mendoakannya.
Tak hanya berdoa. Banyak peziarah di makam Mbah Bungkul memburu air sumur kuno yang berada di areal makam. Para peziarah yakin air dari sumur yang konon dibuat dalam semalam oleh Sunan Ampel dan Mbah Bungkul ini tersimpan karamah.
Sehingga mereka yakin air sumur ini bertuah dan memiliki khasiat, terutama untuk kesehatan. Mereka meminum air dari sumur ini dan bahkan membawanya pulang dalam kemasan-kemasan botol.
Nama Mbah Bungkul juga diabadikan untuk nama taman yang berada di balik tembok makam. Tahun lalu taman yang disebut Taman Bungkul itu meraih penghargaan The 2013 Asian Townscape Award dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Taman Bungkul yang diresmikan tujuh tahun silam itu dinilai sebagai taman terbaik se-Asia. (Ism, Dari berbagai sumber)
Advertisement
Pantas AC Sering Kurang Dingin, Studi Ini Ungkap Udara Malam Hari Kian Terasa Lebih Panas

Mengintip Komunitas Sangkar Semut: Tempat Asah Bakat Anak, Punya Markas Unik di Tepi Kali Ciliwung

Daftar Barang yang Harus Dibawa Dalam Tas Siaga Bencana, Sudah Disiapkan?

FamFest 2025 Hadirkan Pengalaman Seru untuk Lebih dari 1.000 Keluarga Indonesia

Waduh! Pegawai di 5 Bidang Pekerjaan Ini Terbanyak Jadi Sasaran Empuk Loker Abal-Abal


FamFest 2025 Hadirkan Pengalaman Seru untuk Lebih dari 1.000 Keluarga Indonesia

7 Makanan Tinggi Kolagen yang Bikin Kulit Tetap Kencang dan Sehat


Dikira Kain Batik Menjulur dari Plafon Kamar Mandi Jebol, Pas Dicek Ternyata Piton Seberat 60 Kg!


Komunitas Blitar Micro Fishing Lestarikan Sungai dengan Tebar Benih Ikan Lokal

Pantas AC Sering Kurang Dingin, Studi Ini Ungkap Udara Malam Hari Kian Terasa Lebih Panas