Pengalaman Hadapi Tsunami, Modal Nelayan Aceh Bantu Rohingya

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 1 Juni 2015 12:32
Pengalaman Hadapi Tsunami, Modal Nelayan Aceh Bantu Rohingya
Tsunami melanda Aceh pada 2004 silam, menyebabkan ribuan orang meninggal dan lebih dari puluhan ribu orang kehilangan harta benda. Pengalaman pahit itu menjadi modal Aceh membantu pengungsi Rohingya.

Dream - Tanah Aceh menjadi bumi harapan bagi para pengungsi Rohingya. Melalui uluran tangan para nelayan Negeri Serambi Mekah ini, ribuan pengungsi dapat diselamatkan.

Kebaikan hati rakyat Aceh muncul lantaran pernah mengalami kejadian serupa yang mengusik jiwa kemanusiaan, yaitu bencaan tsunami pada 2004 silam. Hal ini menjadi modal bagi rakyat Aceh untuk tidak pernah mau lepas tangan melihat saudaranya mengalami penderitaan.

" Kami belajar banyak dari tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 silam. Warga Kecamatan Seunuddon saat itu seribuan jiwa meninggal. Yang hidup kehilangan harta benda dan rumahnya, menerima banyak bantuan dari mana-mana, berbulan-bulan. Sekarang, datang Rohingya ke sini. Kami merasa Allah mempersaudarakan kami dengan mereka," ujar nelayan asal Desa Matang Puntong, Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara, Geusyik Mansur, dikutip Dream.co.id dari act.id, Senin, 1 Juni 2015.

Bagi warga desa Matang Puntong, membantu Rohingya merupakan kewajiban yang mereka lakukan atas dasar kemanusiaan. Mereka paham betul bagaimana perasaan para pengungsi Rohingya, lantaran mereka pernah mengalami hal serupa.

Hal ini membuat warga desa bahu-membahu menyiapkan lahan untuk hunian para pengungsi Rohingya. Mereka pun sama sekali tidak pernah berpikir akan mendapat apresiasi dari mana saja.

" Ini yang kami punya dan kami mampu berikan untuk saudara-saudara kami Muslimin Rohingya. Selanjutnya kami mengharapkan pemerintah bisa dan mau menjaga mereka dengan baik," kata Mansur.

Desa Matang Puntong kemudian terpilih menjadi lokasi hunian para pengungsi Rohingya. Sejumlah lembaga donor berencana akan membangun hunian sementara untuk menampung para pengungsi Rohingya ke depan.

 

Beri Komentar