Sulitnya Mahasiswa Saudi Berpuasa di Amerika

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 23 Juni 2015 15:31
Sulitnya Mahasiswa Saudi Berpuasa di Amerika
Banyak kesulitan yang mereka hadapi mulai tidak adanya kumandang azan, waktu puasa yang lebih lama, serta terbatasnya masjid.

Dream - Sejumlah mahasiswa Arab Saudi yang berkuliah di kampus-kampus Amerika Serikat mengalami sulitnya menjalankan puasa. Ini lantaran fasilitas yang ada tidak mendukung mereka untuk menjalankan ibadah, salah satunya jarangnya masjid.

Padahal, para mahasiswa tersebut harus berpuasa lebih lama. Bahkan, ada sebagian dari mereka yang terpaksa berbuka puasa di dalam kelas lantaran masih ada jadwal kuliah.

Pengalaman ini dituturkan oleh salah seorang mahasiswi dari Alkhobar Dalal Al-Harbi. Dia yang berkampus di Universitas Colorado ini mengaku merasakan benar bagaimana suasana berbuka puasa di sana.

" Sekilas tidak ada yang berbeda antara menghabiskan waktu berbuka bersama keluarga di rumah dengan merindukan suara azan yang dikumandangkan muazin," ujar Dalal, dikutip Dream.co.id dari arabnews.com, Selasa, 23 Juni 2015.

Dalal mengaku begitu merindukan suasana Ramadan di rumahnya di Arab Saudi. Di Amerika, dia bahkan harus merindukan lantunan suara azan.

Untuk mengobati rasa rindunya, Dalal kerap menghabiskan waktu dengan menyiapkan makanan berbuka puasa untuk para muslim di masjid setempat.

Hal yang sama diutarakan oleh mahasiswa Montana, Mazen Al Ahmadi. Dia mengaku berpuasa di Montana merupakan tantangan yang begitu berat.

" Tantangan terbesar yang saya hadapi di sini adalah waktu puasa yang lama dan jam belajar yang ketat, ujian dan tugas, juga makanan yang harus dipilih secara selektif," kata dia.

Sejumlah ibadah selama Ramadan, termasuk salat Tarawih membutuhkan banyak masjid. Tetapi, hanya ada sekitar 1.209 masjid di seluruh Amerika Serikat.

Hal ini membuat beberapa mahasiswa sampai menyewa kamar hotel yang khusus digunakan untuk salah Tarawih berjamaah.

Meski demikian, banyak mahasiswa meyakini Ramadan merupakan bulan kesempatan bagi setiap muslim untuk merekatkan tali silaturahim, terutama bagi para mahasiswa yang berkuliah di luar negeri.

" Kesulitan yang saya hadapi adalah waktu dan suhu yang tinggi, tetapi untuk mengatasinya saya selalu menghabiskan waktu buka puasa dengan berkumpul bersama teman-teman dan kerabat," ungkap mahasiswa pascasarjana Eiad Makki.

 

Beri Komentar