Apa Saja Yang Membuat Airbag Gagal Mengembang? (foto: Shutterstock)
Dream – Salah satu fitur keselamatan yang penting dari sebuah kendaraan adalah airbag atau kantong udara. Perlengkapan penunjang keselamatan ini biasanya mengembang saat kendaraan mengerem mendadak ketika terjadi kecelakaan.
Air bag di sebuah kendaraan diciptakan untuk melindungi pengemudi dan penumpang dari kemungkinan luka parah atau kematian saat terjadi kecelakaan.
Kantong udara ini dirancang untuk melindungi kepala, leher, dan dada. Bahkan sudah ada produsen otomotif membuat air bag di bagian lutut.
Dengan fungsi itu, kantong udara sebagian besar diletakkan di lingkar kemudi dan dasbor di depan penumpang.
Sayangnya, airbag acapkali gagal mengembang. Dikutip dari Liputan6.com, Selasa 27 Agustus 2019, ada empat alasan penyebab airbag tak mengembang.
Pertama, menabrak benda bergeser. Kantong udara tidak akan mengembang jika menabrak benda yang bergerak, karena energi yang diterima tidak cukup kuat untuk menghidupkan sensor yang akan menghidupkan airbag.
Kedua, menabrak tiang. Kantong udara tidak akan mengembang jika mobil menabrak tiang, pohon, pilar atau benda sejenis tepat di bagian tengah kendaraan.
Hal itu terjadi karena letak sensor bukanlah di tengah, melainkan di depan kanan dan kiri.
Ketiga, tabrakan miring. Tabrakan dari depan dengan arah miring ke kiri atau ke kanan dengan sudut di atas 30 derajat tidak akan membuat sensor mengembangkan kantung udara.
Pada kecelakaan dengan kemiringan di atas 30 derajat, mobil akan tetap berjalan sampai jarak tertentu, contohnya kasus-kasus mobil menabrak pembatas jalan di sisi kiri atau kanan.
Keempat, tabrakan dari belakang. Benturan dari belakang, samping dan terguling tidak akan membuat sensor airbag menyala karena yang diperlukan pada kecelakaan itu bukanlah kantung udara, melainkan sabuk keselamatan dan sandaran kepala yang mampu menjaga tubuh dan leher tidak terlempar lebih jauh.
(Sumber: Liputan6.com/Arief Aszhari)
Dream – Tak hanya sabuk pengaman, kantong udara (airbag) menjadi perangkat keselamatan yang mulai diperhitungkan pabrikan otomotif supaya diterapkan di setiap produk mobil. Airbag memang sudah diyakini bisa menekan risiko cedera serius ketika terjadi kecelakaan.
Meski dianggap aman, airbag yang mengembang saat terjadi kecelakaan ternyata menyimpan efek kecil bagi penumpang.
Dikutip Dream dari Liputan6.com, Jumat 16 November 2018, Global Project Management Methods and Engineering Proces Autoliv, Davik Nugroho, mengatakan efek itu berupa lecet.
“ Secara general enggak mungkin kalau bilang zero percent enggak ada luka. Tapi kalau ada lecet itu jauh lebih bagus (daripada luka parah atau hilang nyawa),” kata dia di acara ASEAN Automobile Safety Forum 2018 yang digelar oleh Asean New Car Assessment Program (NCAP) di Proving Ground Bridgestone di Karawang, Jawa Barat.
Mengutip dari berbagai sumber, efek lain yang bisa berdampak terhadap korban kecelakaan usai airbag mengembang adalah masalah tenggorokan serta mata gatal dan berair.
Masalah di atas diketahui berasal dari debu dan asap ketika airbag mengembang. Kantong udara juga memiliki tepung maizena atau talcum powder sebagai pelumas agar tak menempel.
Ada juga airbag yang menggunakan bahan kimia, seperti atrium hidroksida atau kalium klorida, serta sodium azide (NaN3).
Penggunaan airbag ini memang pantas diterapkan di mobil. Alasannya, bisa menekan risiko cedera yang parah kalau terjadi kecelakaan.
(Sumber: Liputan6.com/Herdi Muhardi)
Dream – Airbag atau kantong udara sudah menjadi fasilitas wajib yang harus dimiliki setiap kendaraan. Kehadirannya bisa mengurangi kemungkinan cedera fatal pengemudi atau penumpang saat terjadi tabrakan.
Umumnya kita mengenal airbag di bagian kemudi atau samping sopir dan penumpang. Kini mulai banyak pabrikan otomotif membuat airbag lutut (knee airbag) untuk melindungi pemilik kendaraan.
Namun temuan mengejutkan dikeluarkan Insurance Institute for Highway Safety (IIHS) yang meneliti tentang efektivitas knee airbag ini. IIHS menyatakan fitur baru ini tidak berpengaruh signifikan terhadap keamanan ketika berkendara.
Dikutip dari Carscoops, Selasa 13 Agustus 2019, kajian dari IIHS mengumpulkan data 400 kecelakaan di Amerika Serikat. Lalu, institut ini membandingkan risiko cedera dengan kendaraan yang menggunakan airbag lutut dan yang tidak. Kesimpulannya, airbag lutut tidak terlalu berguna.
Studi IIHS menemukan airbag lutut mengurangi cedera keseluruhan dari 7,9 persen menjadi 7,4 persen.
“ Ada banyak strategi desain yang berbeda untuk melindungi terhadap jenis cedera kaki dan kaki yang dimaksudkan oleh airbag lutut,” tulis periset senior IIHS, Becky Mueller.
Mueller mengatakan airbag lutut hanya memiliki efek yang kecil pada cedera yang direkam. Dalam uji coba airbag lutut, fitur ini memperkecil risiko cedera di kaki bagian bawah dan tulang paha kanan meskipun risiko cedera kepala sakit.
“ Airbag tidak berpengaruh pada tindakan cedera dalam uji tumpang tindih,” kata dia.
Mueller mencatat airbag lutut tidak akan berfungsi efektif jika pengemudi tidak memakai sabuk pengaman.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik