Sumber: Shutterstock
Dream - Kanker payudara masih menjadi ancaman bagi perempuan Indonesia. Menurut data The Global Cancer Observatory tahun 2020, kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua penyebab kematian akibat kanker dengan persentase mencapai 9,6 persen.
Salah satu penyebab tingginya angka kasus kematian akibat kanker payudara karena rendahnya kesadaran masyarakat akan deteksi dini dan pemeriksaan kanker payudara secara klinis.
Menurut riset Kemenkes di tahun 2016, tingkat masyarakat memeriksa payudara sendiri atau dikenal dengan sebutan SADARI hanya 46,3 persen. Sementara Periksa Payudara Klinis atau SADANIS baru mencapai 4,4 persen.
“ Kurangnya kesadaran memeriksa payudara sendiri inilah yang menjadi penyebab terlambatnya penanganan, 70 persen pasien baru periksa secara klinis saat stadium 3,” Dr. Walta Gautama, Sp.B(K)Onk, sebagai Ahli Bedah Onkologi dan Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia pada peluncuran Charm Extra Maxi Pink Ribbon.
Dr Walta menambahkan deteksi dini kanker payudara akan memberikan peluang sembuh lebih besar karena mendapat lebih banyak pilihan perawatan. Kesempatan untuk bertahan hidup mencapai 95 persen apabila terdeteksi pada stadium pertama.
Tindakan Periksa Payudara Sendiri (SADARI) dapat dilakukan setiap perempuan agar bisa mengetahui sejak dini apabila terjadi perubahan pada payudaranya.
“ SADARI ini sendiri bisa dilakukan secara teratur setiap bulannya. Dilakukan pada hari ke 7- 10 setelah hari pertama menstruasi, atau tanggal tertentu untuk yang sudah
menopause,” tambah dr. Walta.
Dengan gerakan sederhana, Sadari bisa mendeteksi apabila terjadi perubahan pada payudara seperti benjolan atau keluar cairan tidak wajar pada puting.
Sama halnya dengan SADARI, periksa payudara secara klinis atau SADANIS juga dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.
Dokter akan memeriksa dan melakukan pemeriksaan pada payudara sesuai dengan sistematika pemeriksaan secara medis melalui USG atau mamografi.
Pemeriksaan ini akan lebih akurat karena mendeteksi benjolan sangat kecil yang bisa jadi tidak terdeteksi saat pemeriksaan manual sendiri.
Mendukung perempuan Indonesia menyadari pentingnya deteksi dini payudara, PT Uni-Charm Indonesia Tbk ikut andil melakukan sosialisasi SADARI dan SADANIS.
Charm juga meluncurkan Charm Extra Maxi Pink Ribbon Special Edition dan menyumbangkan sebagian dari penjualan produk ini untuk mendukung YKPI.
“ Dengan total pengguna Charm Extra Maxi kurang lebih sebesar 28 juta pengguna di seluruh Indonesia, diharapkan pesan yang terdapat pada Charm Extra Maxi Pink Ribbon Special Edition mengenai pentingnya SADARI dapat tersampaikan dengan baik,” jelas Yuji Ishii, Presiden Direktur PT. Uni-Charm Indonesia Tbk pada kesempatan yang sama.
Guna menyosialisasikan SADARI, Yuji menambahkan, bagian belakang kemasan Charm Extra Maxi juga memberikan gambar dalam bentuk ilustrasi. Dengan kampanye ini diharapkan mendorong konsumen melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan mudah di rumah meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19.
Produk dengan desain Pink Ribbon Special Edition ini akan tersedia mulai bulan Oktober 2021 di beberapa toko.
Advertisement
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Pertumbuhan Ekonomi RI Capai 5 Persen, Prabowo: Masih Tinggi Dibandingkan Seluruh Dunia
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini