`Batik Girl` Napi Wanita Curi Perhatian Warga Asing

Reporter : Kusmiyati
Senin, 20 April 2015 14:00
`Batik Girl` Napi Wanita Curi Perhatian Warga Asing
Sebagai upaya mengatasi masalah sosial yang ada di Indonesia, Lusia Efriani socialpreneur asal Batam menciptakan replika boneka Barbie dengan didesain batik.

Dream - Sebagai upaya mengatasi masalah sosial yang ada di Indonesia, Lusia Efriani socialpreneur asal Batam menciptakan replika boneka Barbie dengan didesain batik. Lewat yayasan yang diberi nama Cinderella From Indonesia, Lusi membawa misi sosial tak hanya di Indonesia.

Dalam hal ini Lusi tak sendiri. Wanita cantik ini memberdayakan narapidana wanita yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Batam dan Jakarta. Tujuannya pun bukan mencari keuntungan namun digunakan untuk program kemanusiaan pembinaan anak jalanan, penderita HIV/AIDS, para mantan narapidana sampai orangtua tunggal.

Lusi mengatakan seluruh hasil penjualan boneka yang dibuat pada 2013 itu didedikasikan untuk amal.

" Saya ingin mengajak mereka untuk berbekal diri, sehingga saat sudah selesai masa hukumannya mereka memiliki keahlian. Saya mengajak mereka untuk membuat busana batik untuk boneka ini,sebelumya para napi wanita sudah ditraining oleh ahlinya," kata Lusi kepada Dream.co.id, Senin 20 April 2015.

Tahun ini Lusi memiliki program baru untuk meningkatkan misi kemanusiaannya. " Kami mengusung tagline '1 Friend, 1 Doll' yang bisa diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia hanya dengan membeli 1 Boneka Batik Girl hasil karya para narapidana wanita. Nanti uang hasil penjualan akan digunakan untuk mensupport kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan yayasan," kata Lusi.

Dalam hal penjualan diakui Lusi, boneka batik girl miliknya lebih sulit diterima pasar Indonesia, dibanding di luar negeri atau kaum ekspatriat yang ada di sini. Walaupun boneka buatan lokal ini telah didesain dengan kualitas yang tak kalah bagus dari Barbie aslinya keluaran Mattel.

" Peminatnya kebanyakan ekspatriat. Beberapa kali saya ikut pameran 4 sampai 5 hari di Jakarta yang pengunjungnya Indonesia semua. Dibanding saya ikut pameran yang isinya bule semua, itu pendapatan satu hari sama kayak di Indonesia 4 sampai 5 hari pameran," ungkapnya.

Penjualan boneka diakui Lusi lebih berkembang di negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, bahkan Amerika dan juga Australia. Menurutnya, pasar Indonesia masih banyak mengarah ke negeri barat jika bicara tentang kualitas. Padahal buatan lokal tak kalah bagusnya.

" Saya sudah bandingkan kalau Barbie asli Rp 800 ribuan, kalau ini saya pilih kualitas premium, handmade, satu boneka satu dan ekspatriat justru bilang ini murah sekali. Apalagi karena ada charity. Sayang di Indonesia hanya sebagian orang yang peduli dengan penjualan amal ini," tambah Lusi.

Lusi berharap misi yang dibawanya bisa berhasil sehingga membantu menyelesaikan maslaah sosial yang ada. " Semoga makin banyak lagi yang berminat mendukung misi sosial yang saya usung ini. Tak hanya para narapidana wanita, Cinderella From Indonesia juga merangkul anak jalanan, para penderita AIDS dan single parent yang kurang mampu," harap Lusi. (Ism) 

Beri Komentar