Opening Indonesia Muslim Fashion Week 2016. (foto: Dream.co.id/ Ratih Wulan Pinandu)
Dream - Puluhan perempuan muda terlihat gemulai dan penuh percaya diri di atas panggung. Sorotan mata terarah ke depan, dagu sedikit mendongak ke atas berirama dengan ketukan sepatu heels yang menghentak panggung.
Berbeda dari panggung fashion show pada umumnya, model-model cantik ini nampak santun memeragakan baju di malam pembukaan Indonesia Muslim Fashion Week (IMFW) 2016.
Siapa yang menyangka jika busana-busana nan indah ini lahir dari tangan para desainer muda. Hasil rancangan 10 mahasiswa terpilih dari Islamic Fashion Institut (IFI) binaan tiga desainer senior Irna Mutiara, Nuniek Mawardi, dan Deden Siswanto.
" IFI kali ini bekerjasama dg PT Sukamoto, perusahaan tekstil yang memproduksi kain-kain kimono dari Jepang yang sudah beroperasi selama 200 tahun," ungkap Irma Mutiara saat ditemui di Senayan City, semalam.
Sebelum naik ke atas pentas, IFI telah melalui serangkaian proses sejak tiga bulan silam. Hingga akhirnya, terjalin kerjasama yang saling menguntungkan untuk kemajuan fashion muslim kedua negara, baik Jepang maupun Indonesia.
" Jepang mengajak berkolaborasi untuk mempelajari busana muslim dari Indonesia. Lalu siswi-siswi IFI mengikuti kompetisi dari tiga bulan lalu dan malam ini 10 terbaik berkesempatan bekerjasama dengan Sukamoto," imbuhnya.
Perusahaan asal Jepang itu memberikan kesempatan kepada 10 desainer terpilih untuk mengolah kain-kain terbaik hasil produksi mereka menjadi rancangan berkelas dunia. Kain yang dipakai pun tak sembarangan. Harganya mencapai ratusan ribu rupiah per meter.
Pada penampilan pertama, lima desainer menampilkan beragam siluet dengan dominasi putih. Kain-kain satin berhasil disulap menjadi potongan gamis dan outer yang terlihat glamor.
Sedangkan lima desainer yang masuk lima besar menampilkan warna-warna yang lebih berani dan cerah. Perpaduan warna merah, biru dan abu-abu terlihat makin kreatif dengan berbagai sentuhan ornamen dua negara.
Pada beberapa rancangan terlihat kian unik, dimana tunik berlayer yang dibuat pada kain bermotif khas tumbuhan Jepang, ditempel dengan potongan-potongan kain lurik dan batik tradisional Indonesia.
Ke depan Irna Mutiara berharap agar kerjasama tak terhenti sampai di sini saja. Hingga nantinya karya-karya anak didiknya itu berhasil menjadi desainer modest wear berkelas dunia.(Sah)
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik