Dream - Hermes, perusahaan mewah dari Prancis, memberikan kabar gembira kepada seluruh karyawan setelah mencatat penjualan yang signifikan pada akhir tahun 2023, terutama di kawasan Asia-Pasifik.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi karyawan, Hermes mengumumkan pemberian bonus besar sebesar 4.000 euro setara Rp67 juta kepada 22.040 karyawannya di seluruh dunia.
Keputusan ini tidak hanya menjadi bagian dari komitmen perusahaan sebagai pemberi bonus, tetapi juga merupakan kebijakan Hermes untuk membagikan hasil pertumbuhan perusahaan kepada semua yang berkontribusi setiap harinya.
Tidak hanya memberikan bonus kepada karyawan, Hermes juga berencana untuk meningkatkan laba bagi para pemegang saham.
Dalam rapat umum yang akan dilaksanakan pada 30 April mendatang, perusahaan akan mengusulkan peningkatan laba dari 13 euro setara Rp217 pada tahun 2022 menjadi 15 euro setara Rp251 ribu.
Prestasi luar biasa juga terlihat dari laporan keuangan Hermes pada kuartal terakhir tahun 2023.
Perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar 4,3 miliar euro atau setara Rp72 triliun, meningkat sekitar 28% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penjualan yang sangat kuat terjadi terutama di kawasan Asia-Pasifik, khususnya di Jepang, dengan peningkatan sebesar 14,5%.
Seluruh wilayah Asia-Pasifik menyumbangkan total penjualan sebesar 7,5 miliar euro (sekitar Rp126,91 Triliun), menjadikannya pasar terbesar bagi Hermes.
Hermes juga melaporkan peningkatan penjualan yang signifikan di Amerika sebesar 17,1% (sekitar 38,47 triliun rupiah) dan di Eropa sebesar 19,8% (sekitar Rp47,77 Triliun).
Axel Dumas, ketua eksekutif Hermes, menyambut pencapaian gemilang ini dengan bangga dikutip dari Nextshark.
Dumas juga tidak lupa berterima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam kesuksesan perusahaan. Menurutnya, hasil ini dari komitmen dan talenta dari seluruh tim.
Ia juga berbagi rencana Hermes untuk meningkatkan harga produk mereka antara 8% dan 9% tahun ini, menyusul kenaikan sejenis sebesar 7% tahun lalu.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kenaikan biaya produksi yang lebih tinggi.
Sumber: Nextshark.