`Lamaran`, Acha Septriasa Diprotes Ibunda

Demi menunjukan keseriusan dalam mendalami perannya, Acha rela mempelajari bahasa Batak secara langsung kepada Eka Sitorus.

Dream - Artis peran Acha Septriasa mengaku sangat menikmati peran di film terbarunya yang berjudul, Lamaran. Dalam film komedi besutan Monty Tiwa tersebut, Acha berperan sebagai pengacara berdarah Batak.

Demi menunjukan keseriusan dalam mendalami perannya, Acha rela mempelajari bahasa Batak secara langsung kepada Eka Sitorus.

Dari situ Acha mendapat banyak pengalaman baru, terutama tentang benturan budaya yang sangat kaya di Indonesia.

" Ternyata mereka berlogat keras itu tetap terkonsep dan nggak sekedar kedengeran kasar. Meskipun lantang tapi tetap punya keramahtamahan," ungkapnya saat berkunjung ke kantor Dream.co.id pada Rabu, 10 Juli 2015.

Lebih jauh Acha mengatakan dalam setiap film yang dibintanginya, akan ada penghayatan peran yang terbawa ke kehidupan nyata.

" Kalau dari film ini kan yang keliatan banget perubahan logat. Sampai mama ku protes pas di meja makan. Kenapa anakku logatnya jadi gini ya?" Acha sambil tertawa.

Sedangkan mengenai kesulitan yang dihadapi selama syuting, gadis berumur 26 tahun tersebut sering tertukar antara logat Batak dan Ambon.

" Syutingnya sampai subuh, jadi suka ketuker gitu logatnya. Terus kalau abis break jadi susah lagi mulai logat yang kayak gitu," ungkap gadis berdarah Minang tersebut.

Film Lamaran sendiri dijelaskan Acha sebagai film yang berbeda dengan film kebanyakan, karena mengangkat budaya yang jarang dilirik sutradara lainnya.

" Selama ini kan yang banyak diangkat ke alayar lebar budaya Jawa, tapi pas budaya Batak mau dibuat film aku mendukung banget," jelas pemain film Bulan Terbelah di Langit Amerika ini.

Film yang mengambil semua lokasi syuting di Jakarta tersebut, akan diputar di seluruh bisokop di Indonesi pada 15 Juli mendatang.

" Saya jadi pengacara nih, dan pas film ini diputar saat premier kemarin sepanjang 95 menit semua orang yang lihat tertawa," tambahnya melengkapi. (Ism)