Dream - Mungkin Sahabat Dream pernah melihat video viral di media sosial yang menampilkan makanan atau minuman kemasan di beberapa negeri sudah memiliki label petunjuk kesehatan.
Label tersebut bukan hanya menampilkan kandungan nutrisi atau bahan dasarnya, tapi juga tingginya kadar gula maupun seberapa sehat produk yang terjual di pasaran untuk dikonsumsi semua orang.
Label yang diberikan pemerintah dinilai sangat membantu banyak orang dalam mencegah berbagai penyakit kronis.
Hal tersebut juga didukung pemberian cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada setidaknya 50 negara di dunia.
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Eva Susanti, cukai untuk BMDK telah diterapkan 4 negara di Asia Tenggara beberapa waktu lalu.
Malaysia sendiri memberi pajak 0,40 ringgit atau sekitar Rp1.300 per 100 ml minuman berkarbonasi dan alkohol dengan batasan gula sebanyak 5 gram sejak 2019.
Filipina lebih dulu menerapkan cukai pada MBDK sebesar 6 peso atau sekitar Rp1.600 per liter untuk minuman berpemanis kalori dan non-kalori.
Thailand dan Brunei Darussalam pun telah memberi cukai untuk MBDK.
Dilansir dari Liputan6, Eva mengungkapkan bahwa penerapan cukai MBDK dapat menghindari 5.913 kematian yang berhubungan dengan diabetes di Filipina.
Penerapan cukai juga bisa menghindari 10.339 kematian akibat penyakit jantung iskemik dan 7.950 kematian yang berhubungan dengan stroke pada 20 tahun mendatang.
Penelitian menunjukkan penerapan cukai MBDK bisa mengurangi prevalensi overweight sebesar 1-3% dan obesitas 1-4%.
ungkap Eva.
Di Indonesia sendiri, penerapan cukai MBDK direncanakan akan disahkan tahun ini dan sedang dalam tahap sosialisasi. Nilai cukainya pun diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan Malaysia atau Filipina.
Berdasarkan simulasi Kemenkes, cukai MBDK akan diterapkan sebesar USD 0,3 atau sekitar Rp4.700 per liter dan diperkirakan dapat menurunkan 63 ribu kasus diabetes pada masyarakat prasejahtera serta 1.487.000 kasus diabetes pada masyarakat berpenghasilan tinggi.
Penerapan cukai MBDK dinilai sangat penting oleh masyarakat dan pemerintah karena menjadi salah satu faktor risiko penyakit tidak menular.
Dante mengungkapkan data Riskesdas dalam 10 tahun sebelumnya telah naik dua kali lipat dari 10%.
Berdasarkan data Kemenkes pun 28,7% masyarakat Indonesia mengonsumsi gula, garam, serta lemak berlebihan, sehingga penerapan cukai MBDK diharapkan mampu membuat semua orang hidup lebih sehat.
Sumber: Liputan6.com