Ambisi Jadi Pemain Utama Industri Mobil Listrik, Ini Modal Indonesia

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 4 Januari 2021 06:12
Ambisi Jadi Pemain Utama Industri Mobil Listrik, Ini Modal Indonesia
Berbekal SDA yang dimiliki, Indonesia siap bersaing dengan negara-negara lainnya di industri ini.

Dream – Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan Indonesia siap menjadi pemain utama industri mobil listrik dunia. Bahkan Indonesia ditargetkan bisa menjadi salah satu pemain utama industri baru ini.

“ Saya sudah perintahkan PLN untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mengubah strategi bisnisnya paska pandemi,” kata Erick saat meninjau fasilitas stasiun pengisian mobil listrik di Denpasar, Bali, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu 2 Januari 2021.

Permintaan kepada PLN tersebut sudah sejalan salah satunya dengan keikutsertaan BUMN setrum itu dalam konsorsium pembuatan baterai mobil listrik yang bekerja sama dengan perusahaan Korea Selatan dan Tiongkok.

“ Insya Allah pada Februari ini, saya akan membuka pembicaraan dengan Tesla untuk mengembangkan kerja sama ini,” kata dia.

“ Selain mengantisipasi mobil listrik, sudah seharusnya juga PLN aktif mengembangkan kompor listrik. Hal ini adalah solusi menekan impor bahan bakar,” kata dia.

1 dari 3 halaman

Ada Sumber Daya Alam yang Mumpuni

Erick menambahkan, peluang Indonesia menjadi pemain utama industri mobil listrik datang dari sumber daya alam yang mendukung. Sekadar informasi, visi Jokowi adalah menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri mutakhir.

“ Baterai sendiri merupakan komponen utama dalam produksi mobil listrik. Dengan kekayaan alam yang kita miliki tentu harus didukung pula dengan kualitas sumber daya manusia kita agar mampu menjadi produsen utama dalam industri mobil listrik,” kata dia. 

2 dari 3 halaman

Ongkos Jakarta-Bali Diklaim Cuma Rp200 Ribu dengan Mobil Listrik

Dream – Menteri BUMN, Erick Thohir, menyebut kendaraan listrik bisa menghemat pengeluaran pengguna. Bahkan, untuk jarak Jakarta-Bali, ongkosnya bisa dipangkas hingga ratusan ribu rupiah.

Erick mengatakan, saat ini, dia telah mencoba mengendarai mobil listrik. Kendaraan listrik itu sudah dicoba oleh tim PT PLN dari Jakarta ke Bali. Kalau dengan BBM, ongkosnya sebanyak Rp1,1 juta. Dengan mobil listrik, ongkosnya irit jadi Rp200 ribu.

“ Hal ini tentunya sangat menghemat, terutama saat pandemi seperti ini,” kata dia saat mengecek sejumlah fasilitas stasiun pengisian mobil listrik (charging station) di Denpasar, Bali, dikutip dari keterangan tertulis Kementerian BUMN, Sabtu 2 Januari 2021.

 

 

Selain itu, kendaraan listrik juga bisa berpotensi menarik kembali devisa negara. Dikatakan bahwa setiap hari, pemerintah memasok 1,5 juta barel minyak per hari untuk BBM. Nilainya mencapai Rp200 triliun per hari. Dengan kendaraan listrik, devisa negara bisa ditarik kembali.

“ Kita harus menjaga ketahanan energi nasional. Saat ini, kita impor 1,5 juta barrel per hari untuk BBM atau setara Rp200 triliun per tahun. Mobil listrik adalah solusi untuk mengurangi berpindahnya devisa ke luar negeri,” kata dia

3 dari 3 halaman

Dorong Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan

Erick menjelaskan bahwa mobil listrik punya banyak manfaat. Tak hanya manfaat bagi ekonomi melainkan manfaat bagi lingkungan. Hal ini sejalan dengan misi pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

“ Mobil listrik lebih ramah lingkungan. Emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak, sehingga akan mengurangi polusi udara dan juga polusi suara,” kata dia.

Bahkan PLN memberikan diskon 30 persen untuk isi daya di malam har, lanjut Erick.

Hal ini sudah sesuai dengan perintah Menteri BUMN itu ke PLN sejak awal agar memperbaiki layanan kepada masyarakat dan juga merubah strategi usahanya sesuai dengan pola kehidupan masyarakat karena pandemi, yaitu, agar PLN terus mengantisipasi pengembangan mobil listrik. Saat ini PLN juga sudah masuk dalam konsorsium BUMN yang membangun baterai listrik dengan Korea dan China.

Beri Komentar